Pemberian penghargaan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Foto: Dok Kemendikbudristek
Pemberian penghargaan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Foto: Dok Kemendikbudristek

35 Guru Diganjar Penghargaan PTK Terinspiratif

Arga sumantri • 25 November 2021 16:10
Jakarta: Sebanyak 35 orang pendidik menerima penghargaan pada ajang Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Inspiratif Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus 2021. Para penerima penghargaan merupakan lima terbaik dari tujuh kategori, yaitu Guru SMA, Kepala Sekolah SMA, Guru SMK, Kepala Sekolah SMK, Guru SLB, Kepala Sekolah SLB, dan Guru Pembimbing Khusus Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI). 
 
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril mengatakan pandemi mengakibatkan situasi tak nyaman bagi dunia pendidikan. Dampak learning loss terhadap generasi bangsa pun harus jadi perhatian penting. Makanya, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas penting dilakukan untuk mencegah semakin parahnya learning loss.
 
"Salah satu cara kita untuk mengembalikan ini adalah dengan pembelajaran. Karena dalam pembelajaran, anak-anak belajar hal-hal baru," ujar Iwan dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 November 2021.
 
Ia mengungkapkan, esensi pembelajaran tetap memerlukan interaksi dan pertemuan, meskipun terbatas. Melalui pertemuan, kata dia, belajar akan menjadi lebih hidup. 
 
"Kemudian dalam konteks belajar, sangat penting bagi anak-anak agar belajar juga berinteraksi sebagai manusia," ujarnya.

Baca: Guru Harus Jadi Teladan Guna Mewujudkan Bangsa Pembelajar
 
Iwan menuturkan, pemerintah mendorong pelaksanaan PTM terbatas sejak tahun lalu untuk daerah-daerah di zona hijau dan kuning. Namun, mengingat kondisi setiap daerah berbeda-beda, sehingga kebijakan PTM Terbatas tidak bisa dipukul rata, khususnya daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang lebih sulit menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring. 
 
Ia mengatakan, UNICEF mengeluarkan laporan atas dampak pandemi selama satu tahun pandemi di seluruh dunia dan menyimpulkan bahwa dampak learning loss sangat tinggi dan memiliki implikasi yang panjang di masa depan. Pemerintah pun berupaya perlahan mengembalikan anak ke sekolah. 
 
"Apalagi dampak learning loss beda-beda. Bagi kelompok ekonomi menengah ke bawah, grafiknya menukik. Jadi yang paling rentan adalah kelompok yang memiliki tantangan lebih berat, baik geografis, maupun kondisi sosial ekonomi," kata Iwan.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan