Jakarta: Dewan Pakar
Partai Golkar menggelar rapat pada Minggu malam, 9 Juli 2023. Rapat itu digelar di kediaman Ketua Dewan Partai Golkar Agung Laksono di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur.
Pada rapat itu juga mengevaluasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar 2019. Munas itu memutuskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ditetapkan sebagai bakal calon presiden (
capres).
"Sampai hari ini belum menunjukkan tanda-tanda ke mana arah DPP Partai Golkar. Padahal kan sudah hampir empat tahun ya bulan Desember (2023) ini, tetapi kejelasan DPP Golkar terhadap keputusan Munas itu belum kelihatan," kata anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam saat dihubungi, dikutip pada Senin, 10 Juli 2023.
Ia menekankan Dewan Pakar Partai Golkar berisi para senior yang sudah berkecimpung di politik dan birokrasi. Sehingga, Dewan Pakar Partai Golkar merasa perlu mengambil langkah mengenai situasi yang dialami partai berlogo pohon beringin itu.
"Fungsinya dewan pakar ini kan para pemikir lah, senior-senior Partai Golkar yang sudah berpengalaman, baik di pemerintahan, legislatif, mantan gubernur juga ada di sini, dan juga senior-senior organisasi Partai Golkar," kata Ridwan.
Golkar dalam KIB
Ia juga menyoroti pergerakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Poros ini diisi Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
PPP sudah menunjukkan arahnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan mendukung bakal capres Ganjar Pranowo. Sementara, Golkar dan PAN masih gamang.
"Memang pada satu tahun yang lalu terbentuk KIB. Tapi kan belum menetapkan capres dan cawapresnya kan dan sampai sekarang masih belum jelas arahnya KIB itu. Karena ada yang sudah mendukung yang lain, ada yang masih belum, ada yang masih menunggu. Nah ini kita akan evaluasi, dalam artian dibahas lah," ujar Ridwan.
Ketidakjelasan arah Golkar, kata Ridwan, membuat mesin partai tak bertenaga. Kondisi ini juga dinilai berpengaruh pada sejumlah hasil survei terhadap Partai Golkar.
"Jadi ketidakjelasan ini yang membuat semua organ organisasi menjadi loyo. Jadi liar karena tidak ada kepastian. Jadi seperti tidak ada nakhodanya kan akan ke mana," ujar Ridwan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((END))