Jakarta: Calon presiden (capres)
Anies Baswedan mengungkapkan empat tantangan kebijakan luar negeri. Hal itu mencakup geopolitik hingga
demokrasi.
“Pertama, geopolitik yang bergeser dari unipolar ke multipolar,” kata Anies dalam Conference on Indonesian Foreign Policy di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 Desember 2023.
Anies mengatakan episentrum geopolitik mulai bergeser ke Asia. Buktinya, pembicaraan geopolitik kini membahas Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok dari yang sebelumnya AS dengan Rusia.
“Kemudian muncul gejala penurunan
trust antarnegara,” ujar dia.
Anies menyebut tantangan kedua terkait ekonomi. Arus pergerakan modal berangkat dari negara berkembang ke negara maju karena perubahan suku bunga dari Bank Sentral AS (The Fed).
“Kita punya ketergantungan gandum pada Ukraina, pupuk pada Rusia. Ketika terlibat konflik, kita terdampak,” papar dia.
Tantangan ketiga, yakni lingkungan hidup. Sebanyak 12 persen negara maju memproduksi lebih dari 50 persen emisi karbon dunia.
“Sampai sekarang target mitigasi adaptasi perubahan iklim belum terenuhi,” jelas Anies.
Anies menuturkan tantangan keempat ialah demokrasi yang merosot. Hampir 37 persen populasi dunia berada di rezim otoriter.
“Bahkan indeks persepsi korupsi (Indonesia) turun dari 36 pada 2016 sekarang 34,” ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))