Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA membeberkan blunder calon presiden (capres)
Ganjar Pranowo. Blunder tersebut membuat elektabilitas Ganjar jauh di bawah Prabowo.
Blunder pertama terkait pengakuan Ganjar menonton video porno. Pasalnya, publik yang menyatakan tak wajar capres suka menonton video porno mencapai 86,1 persen. Sementara, yang masih menganggap wajar 6,5 persen dan tidak menjawab 7,4 persen.
"Wawancara Ganjar dengan Deddy Corbuzier yang menyatakan apa salahnya menonton video porno selaku orang dewasa, segera menyebar dan viral kembali menjelang
pemilu presiden 2024. Itu video lama yang diangkat kembali," kata peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, dalam rilis survei bertajuk 'Melebarnya Jarak Elektabilitas
Prabowo vs Ganjar' melalui daring, Senin, 31 Juli 2023.
LSI mencatat elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 52 persen. Sementara itu, elektabilitas Ganjar terpaut 10,4 persen yakni 41,6 persen.
Blunder kedua yakni label petugas partai PDIP pada diri Ganjar. Label tersebut sejatinya juga tersemat pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Catatan LSI Denny JA 69,9 persen publik tak suka presiden disebut petugas partai. Sedangkan, 17,5 setuju dan 12,6 persen tidak menjawab.
Blunder ketiga yakni batalnya Piala Dunia U-20. Ganjar dipersepsikan ikut membuat batal Piala Dunia FIFA U-20.
"Ganjar menjadi tokoh paling tinggi yang disalahkan atas batalnya piala dunia U-20. Sebesar 16,6 persen menyalahkan Ganjar," ucap Hanggoro.
Blunder keempat Ganjar dianggap cawe-cawe menegur Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Ganjar dianggap berlagak seperti Presiden ketika ia menelepon Heru menyampaikan keluhan pedagang Pasar Warakas Tanjung Priok.
"Sebanyak 74,7 persen menganggap Ganjar tak pantas menyampaikan keluhan itu. Hal ini karena 'cawe-cawe' Ganjar terhadap Pj Gubernur Jakarta tersebut terpublikasi dan 17,7 persen masih menilai pantas," kata Hanggoro.
Survei yang hanya menampilkan dua tokoh bakal capres tersebut dilakukan pada 3-15 Juli 2023. Total responden mencapai 1.200 orang dan menggunakan metodologi
multi-stage random sampling.
Teknik pengumpulan data yakni wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.
Margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))