Jakarta: Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menyebut elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf di atas angin. Hasil kerja Jokowi menjadi salah satu alasannya.
"Prabowo sulit mengejar elektabilitas Jokowi di sisa waktu kampanye yang tersisa," kata Yunarto di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu 13 April 2019.
Prabowo berhadapan dengan tingkat fanatisme pendukung Jokowi yang lebih solid dibanding 2014. Selain itu, Yunarto menilai masyarakat mulai jenuh dengan masa kampanye selama enam bulan.
Durasi ini disebut terlalu lama, sehingga masyarakat mulai enggan mendengar visi-misi paslon. "(Sehingga) Kemungkinan untuk berubah sikap lebih sulit," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, berdasarkan sebaran data, Prabowo-Sandiaga kecolongan suara khususnya di Jawa Barat dan Jawa Timur. Padahal kedua Wilayah ini menjadi lumbung suara bagi Prabowo di Pilpres 2014.
Suara bagi Prabowo-Sandiaga justru meningkat di Sumatera dan Sulawesi. Meski begitu hal ini dirasa tetap sulit untuk mengejar elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena penduduk Jawa lebih banyak dibanding Sumatera dan Sulawesi.
Yunarto berpendapat keberhasilan Jokowi-Ma'ruf mengambil suara di Jawa adalah ganjaran kerja keras Jokowi. Hal ini dinilai memiliki implikasi yang besar.
"Jokowi banyak melakukan pembangunan di Jawa. Ini memiliki implikasi sangat besar untuk unggul lebih jauh dibanding Prabowo," pungkasnya.
Elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin kian moncer mendekati hari pencoblosan. Paslon nomor urut 01 itu unggul hingga 17 persen atas penantangnya.
Dia menjelaskan pertanyaan survei adalah jika Pemilu dilakukan hari ini, siapa yang akan masyarakat pilih. Hasilnya Jokowi-Ma'ruf unggul dibanding Prabowo-Sandiaga
"Jokowi-Ma'ruf berada di 55,7 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 38,8 persen," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu 13 April 2019.
Survei dilakukan pada 5-10 April 2019 dan melibatkan 2.000 responden dengan tingkat margin of error 2,2 persen. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau yang sudah memenuhi syarat pemilih.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))