Jakarta: Sebanyak 6 ribu anggota Brimob disiagakan di Jakarta. Kepolisian ingin memastikan situasi Ibu Kota kondusif saat penghujung pemilihan umum.
"Karena seluruh tahapan Pemilu terakhir di Jakarta tanggal 22 Mei, yaitu penerapan hasil Pemilu nasional di KPU," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 24 April 2019.
Baca Juga:
Pengerahan Pasukan Brimob ke Jakarta Dinilai Wajar
Menurutnya rangkaian tahapan pemilu memang difokuska di Jakarta, termasuk pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih serta anggota legislatif. Maka pengamanan tak cukup hanya mengandalkan personel di Jakarta.
"Keamanan betul-betul jadi hal utama dalam mengawal rangkaian proses Pemilu," kata dia.
Saat ini, Dedi menyebut situasi Jakarta cukup kondusif. Apalagi, status siaga 1 sudah dicabut kepolisian sejak Jumat, 19 April lalu. Pun demikian, terus mengantisipasi potensi kerawanan yang bisa terjadi. Kepolisian tak akan meremehkan ancaman kerawanan tersebut.
Polda Metro Jaya mendapat bantuan pengamanan dari Brimob Nusantara. Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Edy Pramono mengatakan bantuan bertujuan mengantisipasi potensi kerawanan proses Pemilu Serentak 2019.
“Penyebarannya itu ada di titik-titik potensi rawan ya, seperti di Monas, DPR, kemudian lagi ada di Kemayoran. Itu yang kita tempatkan di sana,” kata Gatot di Bekasi, Selasa, 23 April 2019.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat tak khawatir dengan adanya Brimob Nusantara. Wiranto mengatakan pemindahan pasukan tak sembarangan dilakukan.
"Biasa itu tidak usah diributkan. Kalau ada kebijakan memindahkan pasukan dari sini ke sana, itu kebijakan dari Polri," kata Wiranto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))