Jakarta: Badan Pemenangan Naisonal (BPN) Prabowo Subianto dinilai melakukan politik kambing hitam dengan menyebut Jokowi menggunakan alat bantu saat debat semalam.
"Jangan biasakan politik kambing hitam. Politik kambing hitam adalah sikap tidak kesatria yang seharusnya dihindari dalam kontestasi demokrasi," kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto di Jakarta, Senin, 18 Februari 2019.
Menurut Hasto, politik kambing hitam bisa menghambat kemajuan demokrasi Indonesia. Pola ini juga jadi cermin kalau oposan miskin prestasi dan gagasan.
Menilik debat tadi malam, kata Hasto, Prabowo hanya mengulang yang disampaikan sejak 2008. Hasto khawatir, setelah isu alat bantu digulirkan, kubu Prabowo-Sandi akan mempersoalkan beberapa hal seperti kartu suara, netralitas penyelenggara pemilu, atau netralitas aparat negara.
"Semua isu lama, tanpa gagasan segar," ucap Sekjen PDI Perjuangan itu.
Menurut Hasto, kubu Prabowo-Sandi sebaiknya nengevaluasi diri lantaran jagoannya tidak mampu memaparkan secara konkret sejumlah materi dalam debat. Misalnya, ketidakmampuan Prabowo menjawab soal strategi mengembangkan unicorn di Indonesia.
"Jangan hanya karena kalah debat, lalu menggunakan berbagai cara untuk menutupi kekalahan tampilan Prabowo tadi malam," ungkapnya.
Baca: Isu Alat Bantu Saat Debat Cermin Kehebatan Jokowi
Tudingan Jokowi menggunakan alat bantu saat debat muncul pada sebuah foto yang viral di media sosial. Foto menampilkan dua gambar, yaitu Jokowi sedang menutup telinga bagian kirinya dengan telunjuk. Sedangkan gambar lainnya Jokowi sedang menggenggam pulpen.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menyarankan pihak TKN Jokowi-Ma'ruf mengklarifikasi gambar viral itu kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dengan begitu, tidak ada fitnah untuk Jokowi.
"Karena kami ingin ini tidak menjadi fitnah. Kami tidak ingin menari di atas penderitaan orang. Kami tidak ingin menari di atas isu ini. Biar ini enggak jadi fitnah," kata Andre.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))