Jakarta: Hotel Majapahit yang terletak di Jalan Tunjungan, kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi saksi deklarasi bakal calon
presiden (capres) dan bakal calon wakil presiden (cawapres) dari
Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP),
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Hotel ini erat dengan sejarah perjuangan muda-mudi Surabaya dalam mengusir kolonialis.
"Di sini (19 September) terjadi perobekan bendera (Belanda), dan kemudian menjadi merah putih. (Lalu) 22 Oktober resolusi jihad dimunculkan dan 10 November tempat ini menjadi sejarah, (yaitu) anak-anak republik ini bertarung mengusir kolonialisme," ucap Anies dalam pidatonya di Deklarasi Anies-Muhaimin, Sabtu, 2 September 2023.
Anies menjelaskan alasan memilih Hotel Majapahit menjadi lokasi deklarasi, salah satu dengan harapan nyali para muda-mudi Surabaya saat itu dapat menular ke dirinya dan Muhaimin.
"Keberanian itu kemudian menular, insyaallah ini menandai juga, kami ambil nyali itu. Karena nyali itulah yang menjadi bekal menghadapi ikhtiar perubahan ini," ujar dia.
Anies juga menyebut pemimpin adalah pemimpi ditambah 'n'. Dia mengatakan 'n' yang dimakaud adalah nyali.
"Katanya pemimpin itu pemimpi plus n, n-nya apa? Nyali. Dan tempat ini memberikan nyali," tegas Anies.
Senada dengan Anies, Muhaimin berharap Hotel Majapahit dapat memberikan semangat kepada mereka bila kemudian terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, mereka dapat memerdekan bangsa dari kemiskinan hingga kebodohan.
"Di hotel ini (lokasi) perlawanan rakyat dan santri Jawa Timur mengusir penjajah, di mana saat itu berkibar bendera Belanda lalu kemudian terjadi pengusiran penjajah yang akhirnya (bendera dirobek) menjadi merah putih. Dan, semoga bangsa ini benar-benar merdeka dari kemiskinan kebodohan dan keunggulan dari seluruh hambatan-hambat dan untuk maju dan jaya," ujar dia.
Sejarah Hotel Majapahit
Hotel Majapahit merupakan salah satu tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia di Surabaya. Hotel ini dibangun pada 1 Juni 1910, dibeli Lucas Martin Sarkies bersaudara, dan dibuka secara resmi pada 1912.
Tragedi bersejarah di hotel yang terletak di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya, itu terjadi pada 19 September 1945. Hari itu, sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Kerajaan Belanda (merah, putih, biru) di puncak sebelah kanan hotel.
Kemudian, para pejuang kemerdekaan merobek warna biru pada bendera Kerajaan Belanda hingga menjadi hanya merah dan putih.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))