Jakarta: Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dinilai lebih visioner dalam memaparkan materi debat. Terutama, masalah ketenagakerjaan dan kebudayaan.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan Ma'ruf tampak memahami betul masalah ketenagakerjaan. Misalnya, terkait pentingnya peningkatan kualitas tenaga kerja.
"Dimulai dari pendidikan, pelatihan, kerja sama, dan kolaborasi," ungkap Hasto di Rumah Aspirasi, Jakarta Pusat, Minggu, 17 Maret 2019.
Menurut Hasto, Ma'ruf juga mampu menjelaskan betapa pentingnya meluruskan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Pendekatannya, melalui paradigma baru untuk menarik kemaslahatan dan menolak kerusakan. Bagi Hasto, pemaparan Ma'ruf menyentuh hati para pekerja Indonesia baik di dalam maupun luar negeri.
"Kiai Maruf Amin dengan nuraninya berbicara dengan kebaikan untuk umat, penuh kejujuran dan inilah yang menjadi sisi keunggulan Kiai Haji Ma'ruf Amin, yakni dasar-dasar terhadap pemahaman kemanusiaan," jelasnya.
Baca juga:
Ma'ruf: Budaya Ujung Tombak Toleransi
Begitu pula saat memaparkan soal kebudayaan. Hasto menilai Ma'ruf punya pemahaman terhadap pentingnya
opera house dan budaya digital yang tetap berdasar pada akar kebudayaan bangsa. Penjelasan tentang budaya dinilai menunjukkan Ma'ruf mampu melampaui ekspektasi banyak orang.
"Dalam diri Kiai Maruf, nilai-nilai islami menjadi bingkai kemajuan dan bahasa yang disampaikan pun akrab bagi kalangan anak muda," ujarnya.
Lewat debat ketiga, kata dia, masyarakat bisa menilai kandidat mana yang lebih visioner. Publik juga bisa mencermati kandidat mana yang punya program lebih konkret dan menjawab kebutuhan
Menjadi pemimpin nasional, kata Hasto, memerlukan kematangan lahir batin. Kedewasaan alam pikir yang digerakkan oleh suara hati pemimpin juga jadi faktor penting.
"Kearifan Kiai Ma'ruf menjadi daya unggul yang menyebabkan apa yang disampaikan penuh dengan kejujuran dan sebagai saripati suara umat," ungkap Sekjen PDI Perjuangan itu.
Hasto menyimpulkan tampilan debat secara menyeluruh menunjukkan adanya perbedaan antara Ma'ruf dengan Sandi. Ma'ruf semakin tampak sebagai sosok berpengalaman dan bijaksana.
"Sebaliknya Sandi tampil dalam kemudaan secara fisik, namun gagal mengelaborasi visi misi," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((HUS))