Jakarta: Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI Khoirul Muqtafa menilai gagasan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo yang ingin pelajaran Pancasila dimulai sejak dini dan kekinian menarik. Sebab, penerapan Pancasila dinilai masih belum maskimal.
"Itu sangat menarik karena pemahaman anak-anak muda kita masih sangat normatif. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Pancasila sebagai lima sila, hanya sebatas itu," kata Khoirul di Gedung LIPI, Senin, 1 April 2019.
Khoirul mengatakan pemberian pemahaman Pancasila seharusnya bisa membuat masyarakat lebih baik. Misalnya, kata dia, meningkatkan kreativitas melalui seni, pentas-pentas, dan media sosial untuk mengekspresikan bahwa mereka menghidupi Pancasila.
Dia menyebut pemberian pemahaman Pancasila seperti di era Orde Baru sudah tidak relevan. Sebab kondisi masyarakat saat ini sudah berbeda dengan dulu yang menggunakan metode Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4).
"Pancasila kekinian itu bagaimana caranya antar masyarakat yang memiliki perbedaan suku, agama, adat, dan ras bisa berkumpul bersama dan membuat sebuah karya untuk dipamerkan kepada publik," tutur dia.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menegaskan ideologi Pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda sejak dini. Jokowi ingin sejarah Pancasila diberikan sejak pendidikan anak usia dini (PAUD).
(Baca juga:
Jokowi Ingin Pancasila Ditanamkan Sejak PAUD)
"Bukan hanya TK (taman kanak-kanak), tapi sejak PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK," kata Jokowi dalam debat kandidat di Hotel Shangri-La Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Maret 2019.
Menurut Jokowi, Pancasila sejatinya berfungsi untuk menjembatani antara semangat para pendiri bangsa dan generasi saat ini. Pancasila juga sebagai alat untuk mempertemukan keyakinan, kelompok yang berbeda.
"Bahwa Pancasila adalah kesepakatan para pemimpin bangsa dari berbagai daerah, organisasi," ujarnya.
Selain lewat jalur formal seperti lembaga pendidikan, Jokowi mengatakan pendidikan Pancasila harus juga terus diberikan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi saat ini juga harus diberitahu cara bertoleransi di tengah keragaman suku, budaya, dan agama yang ada.
Jokowi menjelaskan, selama pemerintahannya telah dibentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Kehadiran lembaga ini sebagai wujud nyata pemerintah sangat mementingkan terus adanya Pancasila di Republik Indonesia. Ke depan, Jokowi ingin penanaman ideologi Pancasila dilakukan melalui medium yang kekinian.
"Seperti Facebook, Instagram, sehingga relevansi dengan anak-anak muda ini bisa sambung," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))