Yogyakarta: Ketua kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 25 Sagan Kabupaten Sleman, Lilik Suwanto, 60, mengembuskan nafas terakhir pada Selasa 23 April 2019, dini hari. Dia diduga meninggal karena stres memikirkan pemungutan suara ulang (PSU) dan kelelahan.
Istri korban, Sih Sugiarti, 55, menjelaskan Lilik mengeluh lelah dan capek usai bertugas. Korban kemudian beristirahat dan tidur. "Sorenya kami bawa ke rumah sakit Panti Rapih," jelas Sih di rumah duka di Sagan CT 5 no 56 Selasa 23 April 2019.
Terjadi penyumbatan darah di otak Lilik saat diperiksa di rumah sakit. Nyawa pengusaha pigura foto ini tak tertolong usai dirawat selama dua hari.
"Bapak ada riwayat sakit darah tinggi. Tapi belum pernah sakit keras sebelumnya," tutur Sih.
Lilik bertugas dari Rabu pukul 05.30 WIB hingga Kamis pukul 03.00 WIB. Kamis siang hingga Jumat, Lilik masih menyempatkan diri memantau perhitungan suara di Kecamatan. Sementara sehari sebelum pemilu, Lilik bertugas menyiapkan logistik pemilu dari sore hingga malam hari.
Lilik sempat cemas adanya pemumutan suara ulang (PSU) di TPSnya. Hal tersebut disampaikan hingga berkali-kali kepada Sih. Lilik juga curhat terkait belum cairnya honor petugas KPPS dari KPU Sleman.
"Bapak sepertinya stres dan kepikiran PSU. Honor juga belum cair sampai sekarang," jelas Sih.
Lilik sempat mengatakan pemilu tahun ini adalah yang terberat bagi petugas KPPS. Sebelumnya Lilik selalu menjadi petugas KPPS, baik dalam pilkada maupun pilpres.
.jpg)
Istri almarhum Lilik Suwanto, Sih Sugiarto, 55, di rumah duka. Medcom.id/Patricia Vicka
Sih mengaku belum ada satupun petugas KPU yang datang melayat suaminya. Namun Sih sudah ikhlas merelakan kepergian Lilik. Jenazah Almarhum akan dikebumikan di Makam Mbendo di Sagan. Lilik meninggalkan tiga orang anak dan enam cucu
Yohanes Sukamto, Ketua KPPS TPS 23 Sagan yang bersebelahan dengan TPS korban mengatakan, almarhum sempat menceritakan kekawatirannya diadakannya PSU. Lilik sehat fisik saat berbincang dengan dirinya, namun dia menangkap Lilik tertekan.
"Beliau Minggu pagi ke rumah saya. Beliau khawatir bakal digelar PSU karena ditempat beliau ada pemilih luar yang nyoblos cuma pakai KTP-EL. Sampai sekarang belum ada PSU di TPS beliau," tutur pria yang menjadi tetanggan almarhum.
Yohanes berharap di kemudian hari KPU tidak menggabungkan antara pilpress denngan pilkada.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))