Jakarta: Ketua Majelis Pertimbangan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy atau Romy mengaku mendengar modus memindahkan perolehan suara partai politik (parpol) ke
Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Pencaplokan suara tersebut yakni diambil dari parpol yang hasilnya jauh meraih
parliamentary threshold atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
"Belakangan setelah coblosan, kami mendapat informasi ada upaya pelolosan PSI dengan modus memindahkan suara partai yang jauh lebih kecil, yang jauh dari lolos
parliamentary threshold kemudian coblos gambar partai tersebut," kata Romy saat dihubungi
Medcom.id, Senin, 4 Maret 2024.
Selain itu, Romy mengeklaim mendapatkan informasi ada modus memindahkan suara tidak sah ke PSI. Yakni, dengan seolah mencoblos gambar PSI.
Hal itu diungkapkan Romy merespons dugaan penggelembungan suara pada sistem penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU). PPP, kata dia, juga mendapat laporan yang menyebutkan terjadi penggelembungan suara PSI di daerah.
"Laporan kader PPP, di Kabupaten Bandung, Kecamatan Banjaran, desa Banjaran Wetan, TPS 024. Suara PSI digelembungkan 2.100 persen dari 1 suara menjadi 21 suara dan masih banyak lagi laporan-laporan serupa kepada Pusat Tabulasi Nasional DPP PPP," jelas Romy.
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan perolehan suara PSI yang naik signifikan berdasarkan data
real count KPU. Partai yang dipimpin putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, itu memperoleh 2.404.199 suara atau sudah tembus 3,13 persen berdasarkan data per Senin, 4 Maret 2024, pukul 06.07 WIB.
Data yang masuk baru sebesar 65.84 persen dan dihimpun dari 542.019 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823.236 TPS.
Di sisi lain, pada data dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, suara PSI tidak mencapai tiga persen. Hal itu menuai pertanyaan dari berbagai pihak.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((LDS))