Jakarta: Debat ketiga Pilpres 2019 mempertemukan antara calon wakil presiden dengan dua latar belakang yang sangat berbeda dari segi usia dan pengalaman. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Ma'ruf Amin tidak bisa dipandang sebelah mata.
Menurut Fahri Hamzah, Maruf Amin bukan cuma seorang ulama. Karier politik Maruf Amin terentang jauh. Fahri Hamzah mengatakan, saat dirinya masih menjadi staf ahli di Fraksi Reformasi, Ma'ruf Amin sudah menjabat Ketua Fraksi PKB.
"(Beliau) politikus andalan Gus Dur. Ada dua politisi PKB yang menonjol; beliau dan almarhum Yusuf Muhammad," kata Fahri dalam diskusi 'Menakar Efektivitas Debat dalam Meraih Suara' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2019.
Sosok Ma`ruf Amin bertolak belakang dengan Sandiaga Uno, calon lawan saat debat nanti. Sandiaga Uno, tambah Fahri Hamzah, mewakili kalangan muda, milenial, dan pengusaha. Banyak pihak memprediksi Sandiaga Uno akan sungkan kepada Ma'ruf Amin yang lebih senior dan seorang ulama.
"Harus kita sepakati dari debat, apa pun background dari orang itu, dari mana pun dia datang, mewakili pikiran dan kelompok sosial apa pun, begitu dia duduk di depan meja, maka dia adalah dua orang yang sebenarnya paling powerfull di dalam kata-katanya," kata Fahri Hamzah.
(Baca juga:
Ma'ruf Beradaptasi dengan Durasi Debat)
Menurut Fahri Hamzah, Sandiaga Uno harus bisa mengesampingkan rasa sungkan kepada Ma'ruf Amin saat debat. Dengan begitu debat berjalan dengan natural dan terjalin komunikasi intensif antar masing-masing kandidat.
Fahri Hamzah mengusulkan KPU tak perlu membatasi materi perdebatan dengan pertanyaan-pertanyaan dari panelis. Dengan begitu perdebatan menjadi lebih mengalir dan publik bisa menilai kapasitas masing-masing kandidat.
"Jadi biarlah kandidat itu bertanya dari hulu sampai hilir persoalan, kita atau panitia KPU hanya menyiapkan tema, misalnya kita bilang kepada kedua calon itu ini adalah temanya," jelas Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah berharap debat ketiga nanti konsep tarung bebas atau adu pertanyaan anyar masing-masing kandidat lebih diperbanyak. Hal itu untuk menakar sejauh mana kandidat menguasai tema yang diperdebatkan.
"Mudah-mudahan besok ini KPU kalau kemarin itu kan yang adu tarung bebas itu cuma satu sesi, mudah-mudahan ditambahi dua dan berikutnya itu ditambah," pungkas Fahri Hamzah.
(Baca juga:
Jokowi dan Kiai Ma'ruf Atur Strategi untuk Debat Cawapres)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))