Jakarta: Masa kecil Presiden Joko Widodo cukup memilukan. Terlahir dari keluarga tak berada, Jokowi dan kedua orang tuanya tinggal di bantaran Kali Anyar di Gilingan, Solo.
Saat itu, Jokowi mengaku sempat takut tidak bisa sekolah dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebab, kedua orang tuanya hanya berjualan bambu dan kayu di pasar.
Namun begitu, ketakutan tersebut tak menyurutkan niat Jokowi kecil untuk menjadi seorang insinyur. Bahkan sang ayah, Notomiharjo rela menyambi sebagai sopir angkot demi membiayai pendidikan Jokowi dan tiga adiknya.
"Ketakutan saya dari dulu yang saya hanya ingat kalau saya tidak bisa kuliah dan sekolah. Saya kira bapak ibu saudara tahu, saya lahir di pinggir sungai di bantaran sungai, orang tua saya jualan bambu dan kayu di pasar gilingan, bapak saya kadang nyambi nyopir," ungkap Jokowi dalam silaturahmi dengan Tim Kampanye Daerah di Hotel Maqna, Gorontalo, Kamis 28 Februari 2019.
Baca juga:
Keluarga Uno di Gorontalo Pilih Menangkan Jokowi-Ma'ruf
Hingga Jokowi menikahi Iriana dan memulai usaha sebagai tukang kayu. Ia pun mengaku masih khawatir tidak mampu membiayai pendidikan ketiga orang anaknya, Ghibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.
Ketakutan tersebut akhirnya memunculkan ide lahirnya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Selama ini program KIP baru mencakup SD, SMP, SMA/SMK. Jika ia terpilih kembali, ia berjanji akan memperluas KIP hingga ke jenjang perguruan tinggi berupa KIP Kuliah.
"Saya ketakutan keluarga tidak bisa menyekolahkan anak apalagi mengkuliahkan anak selalu masuk dalam otak saya. Inilah yang membuat keluarnya KIP kuliah," beber dia.
Terkait besarannya, pemerintah masih akan mengalkulasi jumlah perguruan tinggi berupa universitas dan politeknik yang akan mendapat anggaran dari program tersebut. Sampai saat ini sudah ada 18,7 juta siswa yang mendapatkan manfaat KIP.
Baca juga:
AHY Ditunjuk Pimpin Kampanye Demokrat
"Kita bicara jumlah yang besar, sekarang ada yang namanya beasiswa afirmasi, beasiswa Bidikmisi. Tapi ini kita perluas dengan jumlah yang besar ya nanti kalau hitungannya sudah berapa mahasiswa yang bisa nanti terangkut kuliah," jelas Jokowi.
Adapun pada 2018, pemerintah telah menyalurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk 18,7 juta anak Indonesia berusia 6-21 tahun yang terdaftar di lembaga pendidikan. Jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yakni sebanyak 17,9 juta siswa.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))