Jakarta: Partai Demokrat mengimbau siapa pun presiden terpilih di Pemilu 2019 harus menjunjung tinggi keadilan. Ketidakadilan tidak boleh menjadi instrumen politik bagi siapa pun yang berbeda pandangan.
"Partai Demokrat merekomendasikan presiden mendatang menjamin tegaknya nilai-nilai keadilan bagi seluruh warga negara," kata Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Djakarta Theater, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat 1 Maret 2019.
AHY menyebut tak masalah untuk menyampaikan kritik dan gagasan di negeri ini. Asalkan kebebasan berekspresi dan berpendapat itu tetap berada dalam koridor hukum dan etika demokrasi,
"Bukan menyebar fitnah, hoaks, dan pembunuhan karakter," tutur AHY.
Baca juga:
Penghapusan Istilah Kafir terhadap Nonmuslim Diapresiasi
Demokrat menilai perhelatan pemilu bukanlah ajang memaksakan keyakinan politik kalangan tertentu. Berbagai cara seperti menebar fitnah, dan hoaks hanya akan memunculkan fanatisme politik. Itukontradiktif dengan semangat memajukan negara.
AHY mencontohkan, ada yang karena beda pandangan,terjadi debat kusir secara subjektif dan membabi buta. "Kita tidak mau dengan debat seperti itu tidak sadar menyebar hoaks dan tidak sadar berakibat pada hukum," ujar AHY.
Dia menyebut rakyat lelah dengan gesekan politik yang terjadi. Bahkan putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menyebut munculnya satir capres fiktif Nurhadi-Aldo di media sosial merupakan indikasi kejenuhan masyarakat menuju pemilu serentak 17 April 2019 mendatang.
"Pesta demokrasi harusnya disambut riang gembira. Jangan sampai bahkan putus tali silaturahmi karena beda pandangan politik," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))