Jakarta:
Partai Demokrat dan PDIP dinilai bisa mendapat keuntungan strategis bila berkoalisi dalam
Pilpres 2024. Koalisi ini dianggap sebagai gerbang rekonsiliasi politik antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Direktur SCL Taktika Konsultan Iqbal Themi mengatakan membaiknya hubungan antara kedua tokoh akan menjadi oase politik menyejukkan dan mempermudah kerja sama antar partai. Namun, keuntungan ini hanya akan terwujud jika ada titik temu dalam negosiasi antara PDIP-Demokrat.
"Demokrat harus lebih realistis dalam tawarannya, sementara PDIP perlu lebih akomodatif," kata dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 September 2023.
Isu kerenggangan hubungan Mega dan SBY terjadi sejak rivalitas politik jelang Pemilu 2004. SBY saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla berhasil mengalahkan Mega yang berduet dengan Hasyim Muzadi.
Selama 10 tahun kepemimpinan SBY sebagai Presiden, PDIP memosisikan diri sebagai oposisi. Sejak itu, PDIP dan Demokrat juga belum pernah
berkoalisi seperti di Pilpres 2014 dan 2019.
Hubungan kedua partai terlihat mulai cair setelah adanya pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono beberapa waktu lalu.
Kemudian, masuknya Demokrat ke koalisi PDIP dinilai akan memengaruhi opini publik secara positif. "Karena selama hampir 20 tahun terakhir, PDIP dan Demokrat belum pernah berada dalam satu koalisi, ini akan memberikan pembelajaran politik bagi publik," kata Iqbal.
Menurut dia, kolaborasi ini akan menjadi wajah baru dalam dinamika politik Indonesia, dan membuka pintu untuk lebih banyak kerja sama antarpartai di masa depan.
Keuntungan lainnya dalam lanskap politik, Demokrat akan punya peluang lebih besar menang. Dengan peluang itu, Demokrat setidaknya bisa mendaptkan posisi strategis di eksekutif.
"Jika PDIP berhasil menang, Demokrat memiliki kans untuk mendapatkan posisi strategis, misalnya pos menteri," ujar Iqbal.
Sementara itu, Demokrat bisa menjadi penyeimbang bagi koalisi PDIP dalam menghadapi kekuatan partai politik pengusung Prabowo Subianto. Dia menyampaikan tambahan tenaga dari Demokrat bisa membantu dalam meraih suara di Jawa Timur.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))