Jakarta: Eks Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas mengkritik tahapan Pemilihan Umum (
Pemilu) 2024. Banyak hal yang meresahkan publik dalam perjalanan pesta demokrasi.
"Semua sudah memiliki persepsi yang sama bahwa proses pemilu sekarang agak lain dibanding pemilu-pemilu sebelumnya," kata Erry dalam diskusi virtual, Senin, 15 Januari 2024 malam.
Erry mengatakan masyarakat digemparkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 soal syarat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Beleid itu memuluskan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.
"Kemudian sidang MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) yang menjatuhkan hukuman. Dari situ muncul berbagai spekulasi termasuk kecurigaan," ujar dia.
Erry menyebut kekhawatiran masyarakat semakin nyata berdasarkan temuan lembaga Gardu yang digarap Gusdurian. Sebanyak 23 dugaan pelanggaran pemilu terjadi per 14 Januari 2024.
"Ini dirasakan kita semua dan ada kekhawatiran. Sehingga muncul inisiatif gerakan masyarakat dengan tujuan turut serta mengawasi proses pemilu," papar Dewan Pengarah Jaga Pemilu itu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))