Jakarta: Pemimpin yang gemar marah-marah menandakan kondisi emosionalnya labil. Sifat pemimpin yang temperamen seperti Prabowo Subianto itu dinilai sangat riskan dalam mengambil keputusan dan cenderung otoriter.
Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago menyikapi pernyataan Ketua Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Amien Rais yang menyebut seorang pemimpin harus bisa marah.
"Dan terbuka kemungkinan menjadi pemimpin yang antikritik," kata Irma di Jakarta, Kamis 11 April 2019.
Irma mengatakan pernyataan Amien Rais pemimpin harus bisa marah sangat keliru. Amien tak bisa membedakan mana pemimpin yang bersikap tegas dan pemimpin yang bersikap temperamental.
"Adalah sebuah kecelakaan berpikir ketika tegas dan marah dianggap menjadi satu sikap yang sama, karena dua hal tersebut berbeda jauh," ujarnya.
Sebagai seorang pemimpin harus bisa mengendalikan antara emosi dan temperamennya. Emosi yang meledak-ledak tak patut diungkapkan di muka publik.
"Kemarahan pemimpin dapat mengakibatkan instabilitas organisasi yang dipimpinnya, sekaligus dapat membuka kemungkinan pengambilan keputusan yang terburu-buru, karena emosi sesaat yang berpotensi sangat merugikan bagi organisasi tersebut," jelas Irma.
Amien Rais sempat memberikan pidato singkat kepada ribuan pendukung Prabowo-Sandi di lapangan Sriwedari, Solo, Jawa Tengah. Ia mengatakan seorang pemimpin itu harus bisa marah.
"Saya melihat pemimpin sejati itu harus bisa marah," kata Amien.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))