Jakarta: Peneliti senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli menilai Ketua Umum Partai Amanat (PAN) PAN
Zulkifli Hasan telah melakukan politisasi agama. Padahal, para elite dan tokoh agama sepakat untuk tidak melakukan politisasi agama.
"Tentu saja pernyataan itu sangat disayangkan sehingga menimbulkan kontroversial. Oleh karena saya kira Pak Zulhas secara pribadi langsung memberikan klarifikasi dan penjelasan kepada publik, khususnya kepada umat islam, untuk meredam sehingga tidak memunculkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti demo dan sejenisnya," ucap Lili, Rabu, 20 Desember 2023.
Ia menegaskan politisasi agama atau
politik identitas pernah terjadi pada pemilu sebelumnya dan tak boleh terjadi lagi. Para politikus seharusnya belajar dari pengalaman, politisasi agama tidak menghasilkan apa pun selain perpecahan.
"Saya berharap dengan kejadian ini menjadi pelajaran bersama untuk tetap menjaga pilpres dalam suasana yang aman dan sejuk," ucapnya.
Dia menekankan seluruh pihak jangan lagi menggunakan wilayah agama dalam politik praktis. Apalagi, sebagai bahan candaan atau guyonan karena persoalan agama adalah wilayah yang sensitif, bagaikan rumput savana yang mudah terbakar.
Ketua PBNU Bidang Keagamaan Ahmad Fahrur Rozi mengungkapkan situasi politik kita mulai memanas. Sehingga, hal-hal kesalahan kecil khususnya berbau agama mudah terpancing menjadi masalah besar.
"Bagi saya ini jadi sensitif sejak tahun politik kita ini mulai tegang. Kesalahan kecil bisa jadi besar. Mungkin itu tidak sengaja jadi saya rasa cukup minta maaf jangan berlebihan, itu guyon. Cukup klarifikasi saja jangan lantas dilaporkan ke polisi," ungkap Fahrur Rozi.
Ketenangan publik dinilai menjadi kunci pemilu dapat dijalankan dengan damai dan sejuk. Para politikus diminta cerdas dan hati-hati menyampaikan gagasan atau kampanye.
"Politisi juga untuk hati-hati, harus waspada dan mawas diri jangan segan untuk tabayyun dan minta maaf kepada publik," ujarnya.
Pernyataan Zulhas saat membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang, Selasa, 19 Desember 2023, bikin heboh. Zulhas sempat melontarkan lelucon soal perubahan perilaku masyarakat dengan gestur dan simbol dukungan politik di
Pilpres 2024.
Zulhas menyoroti perubahan perilaku masyarakat imbas dukungan di Pilpres 2024. Di beberapa daerah, Zulhas melontarkan lelucon ada sebagian masyarakat yang sampai enggan menyebutkan kata atau diksi yang menjadi identitas salah satu pasangan calon.
"Saudara-saudara tapi di sini kan aman. Saya keliling daerah, di sini aman Jakarta tidak ada masalah yang jauh-jauh ada loh. Jadi kalau salat magrib baca Al-fatihah Walad Dholin ada yang diem sekarang, ada yang diem sekarang, ada pak sekarang diem banyak. Saking cintanya sama Pak Prabowo. Itu kalau tahiyat akhir itu kan gini (gestur 1 telunjuk) sekarang banyak gini (gestur dua telunjuk)," kata Zulhas.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))