Jakarta: Kepolisian akan melakukan pengkajian ulang terkait dengan meningkatnya anggota yang gugur saat mengamankan Pemilu pada tahun 2019. Dibanding 2014, jumlah personel yang meninggal pada 2019 meningkat.
"Tentunya dari SDM bisa melakukan analisa dan evaluasi secara komprehensif dari sisi kesehatan dan waktu serta sisi lainnya itu harus di evaluasi secara mendalam sehingga ke depan akan ada perbaikan-perbaikan tentunya," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 23 April 2019.
Hingga hari ini, kepolisian mencatat 15 anggota personelnya gugur saat mengamankan Pemilu 2019. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan Pemilu sebelumnya.
"Tahun 2019 ini ada peningkatan karena relatif untuk pelaksanaan pemilu itu kan cukup panjang dan pengamanan yang mulai dari pendistribusian logistik pemilu kemudian di TPS dan pencoblosan dan penghitungan suara itu juga panjang," katanya.
Baca: 15 Polisi Gugur saat Mengawal Pemilu 2019
Dedi menjelaskan, banyaknya anggota kepolisian yang gugur lantaran medan yang lumayan sulit dan waktu yang cenderung singkat. Kebanyakan, kata Dedi, personel yang gugur berada di luar Jawa.
"Di Jawa karena kecelakaan lalu lintas pada saat berangkat dari TPS menuju ke kembalinya ke PPK dan dua orang yang meninggal dari polsek menuju ke TPS," ujar Dedi.
Sebanyak 15 anggota kepolisian mendapat kenaikan pangkat. Apresiasi diberikan setelah belasan polisi itu gugur saat bertugas mengamankan Pemilu 2019.
"Seluruh anggota yang meninggal 15 orang mendapat penghargaan kenaikan pangkat 1 tingkat lebih tinggi dari Pak Kapolri,' kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 22 April 2019.
Para anggota kepolisian tersebut juga akan mendapatkan santunan melalui PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PT ASABRI). "Kemudian mendapat perpanjangan gaji, semuanya diberikan," ujarnya.
Dedi mengatakan para anggota yang gugur tersebar di beberapa daerah. Terbanyak, ada di luar Jawa. Hal itu disebabkan kondisi geografis yang sulit untuk dijangkau, seperti Kalimantan Timur, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))