Jakarta: Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak efisien. Ia menilai pembangunan infrastruktur di Vietnam, Thailand, Malaysia, bahkan Maroko dua kali lebih efisien.
Pembangunan infrastruktur dinilai tak memperlihatkan dampak perekonomian. Ia mengklaim mengutip laporan terbaru Bank Dunia.
"Bahwa hampir tidak kelihatan dampak terhadap pertumbuhan kita secara riil dari pembangunan infrastruktur yang dianggap tidak efisien dan tidak sesuai proses-proses yang tertib," papar Prabowo dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 Februari 2019.
Dari hasil cek fakta, penyataan Prabowo salah. BPS mencatat penurunan kemiskinan di perdesaan lebih cepat dibanding perkotaan. Dari 2009-2017 penurunan kemiskinan di perdesaan mencapai 3,88 persen sedang di perkotaan 3,46 persen.
(
Baca juga: Prabowo: Pembangunan Infrastruktur Tak Efisien)
Manajer Advokasi FITRA Ervyn Kaffah juga tak sepakat dengan Prabowo. "Jika dinilai dari tingkat kontribusi terhadap perekonomian, sudah jelas diketahui bahwa pembangunan infrastruktur Jokowi telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi," tutur Ervyn.
Mengutip data Bappenas, Ervyn menyebut pengaruh infrastruktur pada tahun 2017 sebesar 1,06 persen nilai tambah yang dihasilkan Rp146,9 triliun. Sementara tahun 2018 kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,28 persen atau nilai tambah yang dihasilkan Rp186 triliun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))