Jakarta: Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti, mengungkapkan tidak ada sistem pemilu di yang paling demokratis, baik proporsional terbuka maupun tertutup. Ada prasyarat yang harus dipenuhi jika ingin pemilihan umum berjalan demokratis.
“Jadi, kesuksesan pemilu di suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya sistem pemilunya,” ungkap Bivitri Susanti dalam tayangan
Primetime News di
Metro TV, Kamis, 16 Februari 2023.
Bivitri menyebut sistem pemilu proporsional tertutup bisa saja cocok diterapkan di Indonesia. Asalkan, pemimpin negara tidak dipegang kalangan elit saja dan penyelenggaraan pemilu bebas dari politik uang.
Kedua, aturan main soal politik uang jauh lebih ketat dan diimplementasikan dengan baik. "Kalau semua prasyarat itu sudah terpenuhi, boleh kita diskusikan lagi sistem proporsional tertutup,” kata Bivitri.
Untuk kondisi saat ini, Indonesia dinilai Bivitri lebih cocok menerapkan sistem pemilu proporsional terbuka.
“Partai politik kita secara umum masih perlu banyak pembenahan. Sehingga sistem proporsional terbuka lebih cocok dalam situasi sekarang untuk mengurangi masalah dalam pelaksanaan pemilu,” tutup Bivitri.
(Arfinna Erliencani)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))