Jakarta: Sejumlah relawan
Ganjar Pranowo-Mahfud MD membentuk gerakan PINK (Perempuan untuk Indonesia Kuat) atau PINK Movement. Gerakan ini akan menyasar kaum
perempuan yang memang selalu menjadi sasaran di setiap
pilpres.
“Kita semua tahu bahwa perempuan pada akhirnya menjadi faktor sentral dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Perempuan adalah tulang punggung keberlangsungan sebuah keluarga, baik secara sosial maupun secara ekonomi,” kata salah satu penggagas PINK Movement, Donna H. Pediarto, dalam keterangan tertulis, dilansir pada Kamis, 2 November 2023.
Pada Pilpres 2019, istilah mak-mak populer untuk menarik pemilih perempuan yang jumlahnya potensial. Di Pilpres 2024, jumlah pemilih perempuan cukup besar. Berdasarkan data pemilih dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih perempuan mencapai 102,58 juta dan laki-laki 102,21 juta.
Dia menyebut perempuan sebagai kelompok pemilih yang cermat dan kritis dalam memilih calon presiden dan calon wakil presiden. Sayangnya, kata dia, selama ini isu perempuan hanya muncul saat pilpres. Setelah itu, mereka menjadi bagian masyarakat biasa yang tertinggal.
“Di setiap pilpres, isu-isu perempuan selalu menjadi topik yang dikedepankan. Ironisnya begitu pilpres berlalu, waktu 5 tahun menuju pilpres berikutnya menjadi waktu yang begitu lambat dan lama bagi kaum perempuan. Perempuan dan anak-anak kembali menjadi bagian dari masyarakat yang tertinggal atau bahkan ditinggalkan dalam berbagai aksi dan kebijakan yang tidak berpihak,” ujar Donna.
Dia pun mengajak seluruh masyarakat menyatukan semangat, kepedulian, serta keberpihakan kepada perempuan dan anak-anak. Dia mengeklaim istri Ganjar, Atikoh, sebagai perempuan yang lama berkutat dalam upaya mencari solusi pada isu-isu perempuan dan anak-anak, yaitu kesehatan ibu dan anak, penegakan hukum untuk kekerasan pada perempuan, tingkat kesenjangan gender di dunia kerja, di bidang politik dan ekonomi, serta pemenuhan hak-hak anak.
Dia menyebut Atikoh kerap terjun langsung dalam banyak giat yang berfokus pada isu parenting dan kesehatan mental anak dan remaja. Di samping itu, Ganjar diklaim sebagai sosok pemimpin yang sudah punya rekam jejak, wawasan gender, serta keberpihakan dan pengentasan problema kaum perempuan dan anak-anak.
“Melalui tagar
#2024AtikohIbuNegara, kami mengajak seluruh anak bangsa memahami pentingnya peran Ibu Negara pendamping capres dalam menangani isu-isu perempuan dan keluarga. Kami juga mendorong seluruh perempuan Indonesia untuk aktif bergiat dan peduli
dengan dinamika politik yang berkembang saat ini, karena peran serta perempuan sangat menentukan masa depan NKRI,” kata perwakilan dari PINK Movement, Rulita Anggraini.
Berdasarkan survei Charta Politika, pemilih perempuan banyak yang mendukung Ganjar sebagai capres dengan 38 persen. Posisi kedua ialah Prabowo Subianto sebesar 32 persen dan Anies Baswedan 23 persen. Sedangkan yang tidak tahu/tidak jawab 7 persen.
Kemudian, di kelompok responden ibu rumah tangga, sebanyak 39 persen memilih Ganjar, 32 persen memilih Prabowo, 22 persen memilih Anies, dan 7 persen tidak tahu/tidak jawab. Survei ini dilakukan terhadap 2 ribu responden pada September 2023 dengan
margin of error 2,4 persen.
Salah satu penggerak PINK Movement, Chicha Koeswoyo, menyampaikan gerakan yang direpresentasikan melalui sosok Atikoh dan warna PINK ini juga melibatkan partisipasi berbagai organ dan komunitas relawan pendukung Ganjar-Mahfud, terutama dari kelompok perempuan yang bergerak bersama menyuarakan kekuatan perempuan dalam pilpres tahun depan.
“Warna PINK bukan warna aspirasi politik tertentu dan tidak berafiliasi dengan kelompok politik manapun. PINK menyatukan aspirasi yang berpihak pada perempuan. Mari bersatu dalam warna PINK. Ekspresikan dengan PINK!” ujar Chicha Koeswoyo.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))