Jakarta: Calon presiden (Capres) nomor urut 01 Jokowi meluncurkan program tiga kartu sakti, yakni Kartu Sembako, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, dan Kartu Pra Kerja. Namun ada saja yang menyerang program yang diluncurkan petahana.
Kartu sakti dinilai kubu oposisi sebagai bentuk money politics atau politik uang. Semisal politikus Gerindra, Rahayu Sarasvati yang menyebut kartu sakti tersebut hanya proyek pencitraan rezim Jokowi.
Namun hal itu dinilai Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Irma Suryani Chaniago sebagai bentuk kepanikan oposisi.
“Kami melihat bahwa laporan atas Jokowi yang mengeluarkan kartu sakti, menunjukkan bahwa pihak oposisi panik dengan program tersebut. Laporan tersebut sarat kepentingan politik, serta dilakukan untuk menguntungkan segelintir golongan,” kata Irma dilansir dari 
Media Indonesia, Sabtu 9 Maret 2019.
Dia mengatakan kubu oposisi mulai kehabisan akal untuk menyerang Jokowi. Akhirnya serangan terhadap hanya berupa kritik yang tidak masuk akal.
“Kalau dilihat mereka seperti sudah kehilangan akal untuk menyerang program kerakyatan yang digagas oleh Jokowi Ma’ruf sehingga semuanya dikritik. Padahal rakyat senang dengan ide atau gagasan dari program yang ditawarkan pemerintah saat ini,” ujarnya.
Politisi dari partai Nasdem ini percaya bahwa masyarakat telah cerdas untuk melihat program mana yang baik. Dia yakin  yakin bahwa masyarakat tidak bisa dibohongi oleh kubu oposisi.
Diketahui, tiga kartu ini diumumkan Jokowi saat konvensi rakyat di Sentul, Jawa Barat, Minggu, 24 Februari 2019. Tiga kartu itu miliki fungsinya masing-masing, yakni Kartu Sembako untuk mendapatkan bahan pokok yang murah, Kartu Indonesia Pintar untuk Perguruan Tinggi, dan Kartu Pra Kerja untuk Pendidikan Vokasi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((EKO))