Jakarta: Sekretaris Jenderal DPP PDI-Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan kekalahan dalam pemilu bukan akhir dari segalanya. Pernyataan ini disampaikan saat PDI-Perjuangan menggelar peringatan Nuzulul Quran berbentuk diskusi dengan tema 'Pesan Perdamaian dalam Al Quran'.
"Kami ingin mengajak, mari kita sebagai warga bangsa mengedepankan pesan perdamaian dan kamanusiaan, terlebih saat ini di mana masih ada pertentangan satu sama lain, padahal pemilu sudah selesai," kata Hasto Kristiyanto, dikutip dari pernyataan tertulis yang diterima Medcom.id, Minggu, 26 Mei 2019.
Hasto bercerita mengenai sejarah hidup partainya yang pernah berada di luar kekuasaan. Dia mengatakan kantor partainya pernah diserang. Bahkan, Bung Karno, sebagai pendiri partai, dan keluarganya mendapat perlakukan buruk dari rezim kala itu.
"Kami pernah dua kali kalah dalam pemilu. Kami tidak ikut pemerintahan. Ternyata PDI-Perjuangan tetap
survive karena ideologi, semangat kolektivitas yang ada di partai," seru dia.
PDI-Perjuangan berharap semua pihak memiliki pandangan bahwa kalah pemilu bukan akhir segalanya. Sebab kalah dan menang sama-sama mengandung sebuah tanggung jawab yang besar bagi bangsa negara.
"Yang menang harus menggunakan kemenangan itu untuk kepentingan bangsa dan negara untuk rakyat. Yang kalah bisa memperbaiki diri dan hanya lima tahun menunggu sebelum kompetisi berikutnya," jelas Hasto.
Lebih jauh dia berpesan agar jangan mengorbankan persatuan Indonesia hanya untuk mengejar ambisi kekuasaan.
Acara diskusi dimoderatori Ketua DPP Bamusi bidang media, Yayan Sopyani Al Hadi, dan dibuka Ketum Bamusi Hamka Haq. Acara dilaksanakan di kantor PDI-Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SCI))