Jakarta: KawalPemilu-Jaga Suara 2019 bersama Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) menyebut hasil penghitungan suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) kredibel. Hasil pemantauan penghitungan suara oleh KPJS pun tak beda jauh dengan KPU.
"Dengan situng maupun penetapan KPU tak jauh berbeda dengan apa yang kita hitung, selisihnya di angka 0,05 persen. Apa yang dijalankan KPU kita sudah tepat. Kita tak perlu ragu apa yang dihasilkan KPU kita," kata peneliti senior Netgrit, Hadar Nafis Gumay di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Mei 2019.
Menurut dia, KPU juga sudah memperbaiki semua kesalahan dalam memasukkan data di situng. Semua kekeliruan itu juga dinilai tak akan mengubah hasil pemilu.
"Terlepas dari adanya kekeliruan tersebut, hasilnya, dimana persentase suaranya tak begitu jauh berbeda. Terjadi 24.479 kekeliruan, dan jika itu tidak diubah, kira-kira ada 6 juta suara. Kalau kita berikan 6 juta pada salah satu paslon, itu belum pengaruhi selisih yang hampir 16 juta suara," ujarnya.
Hadar memastikan perolehan suara yang ada di Situng dan hasil resmi dari KPU dapat dipercaya. "Jadi sistem kami pun bekerja, Kami punya kelebihan, mampu melihat C1 plano dan salinan. KPU belum bisa melakukan itu. Jadi kami bisa melaporkan dan lembaga penyelenggara untuk dikoreksi," ujarnya.
Data yang dimiliki KPJS dikumpulkan dari 777.332 TPS, dengan 145.462.914 suara sah. Hasilnya, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dengan 80.410.638 suara atau 55,19 persen. Sedangkan, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya 65.297.079 suara atau 44,81 persen.
Sementara itu, hasil Pilpres 2019 yang ditetapkan oleh KPU, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 suara atau 55,50 persen, dan Prabowo-Sandi sebesar 68.650.239 suara atau 44,50 persen. Total suara sah yang masuk sebesar 154.257.601 suara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))