Jakarta: Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin emoh memanfaatkan politik identitas. Dia lebih memilih mengampanyekan program kerja yang bakal dilaksanakan bersama pasangannya, Presiden Joko Widodo.
"Justru adu program. Bagaimana yang sudah dan apa yang akan," kata Ma'ruf di Rumah Jema'ah KH Ma'ruf Amin, Jalan Situbondo No 12, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 12 November 2018.
Ia mengaku selalu menyuarakan capaian dan rencana ke depan. Ma'ruf ingin memajukan kemaslahatan seluruh lapisan masyarakat. "Itu pendekatannya
programing, pendekatan konsep bagaimana membangun ke depan, enggak ada (politik) identitas."
Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengaku ada kelompok ulama yang mendeklarasikan dukungan. Namun, itu bukan berarti politik identitas.
Dia mencontohkan bila nahdliyin mendukung dirinya sebagai tokoh NU. Hal itu adalah wajar karena memang mereka memiliki kesamaan sebagai sesama warga NU.
Baca: Jokowi-Ma'ruf Targetkan 80% Suara di Sulut
"Kita sudah sepakat tidak membawa politik identitas. Ya, enggak tahu yang lain, tapi dari kita, dari 01, tidak," ungkap dia.
Isu politik identitas diungkit Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menilai Pilpres 2019 condong ke arah politik identitas dibandingkan program kerja.
"Partai Demokrat mengajak dan menyerukan kepada komponen bangsa, elite politik, serta para pemimpin partai poltik untuk mencegah terjadinya politik identitas dan benturan ideologi. Paham yang semakin ekstrem," kata SBY di hadapan ratusan calon anggota legislatif Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu, 10 November 2018.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))