Jakarta: PDI Perjuangan kehilangan sebelah kursi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Aceh. Hal ini diklaim karena permainan curang yang terjadi di sana.
"Kami menerima laporan dari seluruh daerah, yang kami agak khawatir, partai lokal Partai Aceh kehilangan kursi sebanyak 11," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Gedung DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Mei 2019.
Hasto menambahkan sebelas kursi yang dimiliki PDIP di Aceh 'dimakan' oleh Partai Keadilan Sosial (PKS) dan Gerindra. Kedua partai itu menang telak di Aceh.
Namun, Hasto menambahkan berdasarkan penemuan timnya, PDIP tumbang di Aceh karena 'permainan kotor'. Suara PDIP hilang karena isu hoaks soal calon presiden (capres) Joko Widodo yang disebarkan orang tidak bertanggung jawab disana.
"Karena ada pihak-pihak yang menggunakan segala cara dengan gerakan menghasut yang kala itu memfitnah kepemimpinan Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin," ujar Hasto.
Selain itu, kekalahan PDIP juga dikarenakan adanya permainan politik uang yang dilakukan salah satu peserta. Bahkan, menurut tim penyelidik PDIP, uang yang diberikan menyentuh nominal jutaan.
"Bahkan kami menemukan banyak money politic yang dilakukan di rumah-rumah rakyat, perkebunan karet, perkebunan sawit, itu ada yang mencapai Rp1 juta per rumah," tutur Hasto.
Baca: Hasil Rekapitulasi, Jokowi-Ma'ruf Unggul di Surabaya
'Permainan' itu jelas sangat merugikan bagi PDIP. Politik uang dan penyebaran hoaks jelas menggiring suara masyarakat ke partai tertentu dan meninggalkan partai yang menjadi korban.
Untuk itu, Hasto akan mengusut hal ini dalam evaluasi pemilihan umum. Dia akan membawa bukti-bukti yang didapatkan oleh tim intelijennya untuk menjadi perbaikan pemilu selanjutnya.
"Seluruh DPP Partai secepatnya melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi-rekomendasi terhadap sikap politik pascapemilu," tekan Hasto.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))