Jakarta: Masyarakat mesti selektif di Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024. Pemilih harus melihat betul rekam jejak kandidat yang bertarung dalam Pilpres 2024, sehingga dapat melihat secara gamblang apa yang diperbuat calon di masa lalu, khususnya terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Karena prinsip dasarnya mendukung kejahatan adalah kejahatan, maka memilih pemimpin bermasalah dengan HAM adalah haram. Karena pemimpin itu pertanggungjawabannya sampai di akhirat," kata perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta, Sulaiman Rohimin dalam keterangan yang dikutip Kamis, 11 Januari 2024.
Pernyataan itu dikemukakan Sulaiman saat Bahtsul Masail Lembaga Peradaban Luhur (LPL) dan FBMK pada Rabu, 10 Januari 2024. Sulaiman menyebut momentum
pemilihan presiden adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk memilih calon terbaik.
"Sebab, presiden yang terpilih nanti akan menjadi pemimpin yang menentukan nasib bangsa ke depan," kata Sulaiman.
Pemimpin yang ideal, kata Sulaiman, mesti memiliki sifat-sifat yang diteladani dari Rosulullah Muhammad SAW. Keempat sifat yang dimaksud Sulaiman adalah sidiq, amanah, tablig, dan fatonah.
Kepala LPL Rakhmad Zailani Kiki melihat pembahasan calon yang ideal sangat relevan di Pemilu 2024. Masyarakat, kata dia, mesti pilih calon tanpa beban masa lalu, khususnya yang terbebas dari isu pelanggaran HAM.
Menurut dia, isu tersebut begitu penting. Mengingat dalam pelanggaran HAM ini, banyak orang hilang dan kemungkinan besar sudah meninggal.
"Ingat, hukum Islam membunuh satu manusia sama saja membunuh seluruh manusia. Sudah 800 kali aksi Kamisan korban penculikan dan pelanggaran HAM berat yang dilakukan capres tertentu, namun sampai saat ini tidak pernah selesai. Jadi bukan sekadar ajang 5 tahunan, ini sudah bertahun-tahun persoalan HAM tidak selesai," tuturnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))