Jakarta: Pengamat Politik Ikrar Nusa Bhakti merespons pernyataan
Joko Widodo (Jokowi) soal presiden boleh memihak dalam Pemilu. Ikrar menilai Jokowi sedang gusar.
"Beliau gusar," kata Ikrar dalam
Program Newsline Metro TV, Rabu 24 Januari 2024.
Ikrar menjelaskan kegusaran Jokowi itu lantaran elektabilitas pasangan calon yang didukungnya dalam Pilpres 2024 diduga sedang tidak baik-baik saja. Bahkan angkanya tidak sesuai harapan.
Baca juga:
Politikus PKS Ungkap Video 'Jokowi yang Dulu bukan yang Sekarang'
"Itu memang ada suatu kenyataan bawa pasangan yang dia dukung, angkanya masih mentok. Paling tinggi angkanya 45 persen," ujar Ikrar.
Di samping itu, Ikrar mengatakan tingkat penerimaan publik terhadap
Presiden Jokowi juga sedang menurun. Tingkat penerimaan ini berpengaruh pada elektabilitas jagoannya Jokowi.
"Ini akan berpengaruh terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang selama ini didukungnya," ujar Ikrar.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan pernyataan kontroversial. Ia menyatakan presiden boleh memihak dan berkampanye dalam pemilu.
"Hak demokrasi. Hak politik setiap orang. Setiap menteri sama saja. Yang paling penting, presiden itu boleh lho kampanye. Presiden boleh memihak. Boleh, pak. Kita ini pejabat publik sekaligus pejabat politik. Masak begini tidak boleh. Berpolitik enggak boleh. Boleh. Menteri juga boleh," kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim, Jakarta, Rabu 24 Januari 2024.
Pengakuan ini sontak menjadi kontroversial. Pasalnya, Jokowi sebagai kepala pemerintahan pernah menyerukan agar pemerintah di semua level berlaku netral.
Namun kurang dari tiga bulan, Jokowi menyampaikan pernyataan kontradiktif. Ia secara terang-benderang boleh memihak alias tidak netral.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DHI))