Jakarta: Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN), Refly Harun, menyentil pihak yang khawatir Pemilihan Umum
(Pemilu) 2024 berlangsung jujur dan adil. Pihak tersebut dinilai mengupayakan cara apa pun supaya kontestasi politik tersebut tak berjalan dua putaran.
"Kadang orang bilang, takut sekali, sih, dicurangi? Saya balas balik, takut sekali pemilu jujur dan adil? Kan lucu jadinya, ya," kata Refly di Rumah Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 16 Februari 2024.
Pakar hukum ketatanegaraan itu juga menceritakan temuannya soal seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang telah membuka Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) tetapi sudah suara sudah terisi pada pukul 13.13. Sedangkan, penghitungan suara resmi KPU dimulai pada 14.00 WIB.
Refly tak menuduh pihak mana pun. Dia hanya bertanya apakah penghitungan angka sudah disiapkan terlebih dahulu.
“Lalu apakah quick count mengikuti itu, lalu Sirekap KPU mengikuti itu, dan terakhir penghitungan manual mengikuti itu juga?” ujar Refly.
Kecurangan pascapencoblosan disebut terjadi saat penghitungan suara. Refly menuturkan, bila perolehan suara pemenang pemilu mencapai 51 persen, peluang putaran kedua masih besar. Namun, bila mereka memaksakan angka 56 persen ia merasa itu janggal.
Ia menegaskan bahwa bila kecurangan terbukti dari temuan janggal tersebut, maka pihak-pihak yang terkait mestinya didiskualifikasi. Karena, ada dugaan kecurangan dilakukan secara masif dan terstruktur.
“Bukan tidak mungkin kecurangan dilakukan secara struktur, sistematis dan masif. Bisa saja mereka yang melakukan itu didiskualifikasi, karena itu hukumnya. Saya tidak nakut-nakuti, itulah hukumnya,” ujar Refly.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))