Jakarta: Sejumlah anak muda mengkritisi gagasan yang disampaikan para calon wakil presiden (
cawapres) dalam debat yang digelar di Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Para cawapres dinilai punya pendekatan masing-masing dalam menyikapi pembangunan yang menyebabkan dampak terhadap lingkungan.
Project Asisstant Hutan dan Iklim Madani Berkelanjutan Salma Zakiyah memerinci ide cawapres dalam debat bertema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Para kandidat, kata telah menunjukkan adanya sedikit pemahaman bahwa paradigma pembangunan harus diubah.
"Sehingga kita bisa terus hidup di tengah krisis iklim yang dampaknya semakin terasa. Tiga pendekatan berbeda para pasangan calon (paslon)," ujar Salma dalam acara diskusi bertajuk
Diskusi Kaum Muda Tanah Air (Review Debat Cawapres) di Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024.
Salma menuturkan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut mengenai keadilan. Keadilan iklim, keadilan untuk petani dan lain-lain. Sementara itu, cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dianggap fokus pada kapitalisme.
"Segala sumber daya di Indonesia bisa digunakan dengan embel-embel hijau," ucap Salma.
Sementara itu, cawapres nomor urut 3 Mahfud MD menekankan perlu adanya perbaikan kebijakan dan tata kelola sumber daya alam dalam pembangunan. Salma juga berpendapat pada pemahaman yang sama antara cawapres 01 dan 03 yakni perlunya keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan dalam paradigma pembangunan.
Kedua cawapres, sambungnya, juga mengemukakan gagasan mereka terkait isu lingkungan menggunakan pendekatan agama. "Agak mirip 01 dan 03 menggunakan pendekatan spiritual dengan ayat-ayat dan tobat ekologi," terangnya.
Salma menekankan soal pentingnya keterlibatan masyarakat adat dalam pelestarian lingkungan. Masyarakat adat, menurutnya punya cara tersendiri dalam mengelola sumber daya alam (SDA) agar berkelanjutan.
"Berbeda dengan orang-orang yang mengelola SDA sebagai pundi-pundi kekayaan," kata dia.
Senada, Direktur RMI-Indonesian Institute for Forest and Environment Wahyubimantara mengatakan pentingnya ketiga cawapres untuk memastikan hak-hak masyarakat adat terpenuhi lewat Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat yang hingga kini belum disahkan.
"Pastikan hak-hak masyarakat adat lewat RUU atau proses restitusi hak karena perampasan di masa lalu seperti yang diutarakan Pak Mahfud MD," ujarnya.
Lalu, Project Manajer Perkumpulan untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologi (HuMa) Bimantara mengatakan pentingnya menerapkan konsep keadilan dalam pembangunan. Ia mencontohkan ada pejabat yang memiliki hak guna usaha (HGU) atas lahan dengan luas ratusan hektare. Sementara banyak petani di Indonesia yang kepemilikan lahannya di bawah satu hektare.
"Konsep keadilan perlu didorong," ucapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))