Jakarta: Cawapres nomor urut 1
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin berkali-kali menyerukan istilah 'etika lingkungan' dalam keempat Pilpres 2024 atau debat edisi kedua khusus
cawapres, Minggu, 21 Januari 2024.
Sepanjang debat, tercatat Cak Imin menyebut istilah 'etika lingkungan' sebanyak enam kali. Berbeda dengan Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud Md yang sama sekali tidak menyebut istilah etika lingkungan.
Apa itu Etika Lingkungan?
Istilah 'Etika Lingkungan' sangat relevan dengan tema debat keempat yang meliputi energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat. Istilah tersebut merujuk pada sikap moral manusia terhadap alam atau lingkungan sekitarnya.
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Menurut
Stanford Encyclopedia of Philosophy, pengertian etika lingkungan adalah disiplin yang mempelajari hubungan moral manusia, dan juga nilai serta status moral terhadap lingkungan bukan tentang manusianya.
Diksi 'etika' bukti kecerdasan Cak Imin
Lebih lanjut, pemilihan diksi 'etika' juga merupakan bagian dari kecerdasan Cak Imin untuk mengingatkan masyarakat akan banyak fenomena pelanggaran etika yang terjadi di Indonesia.
Penggabungan kata etika dan lingkungan juga bertujuan sebagai 'warning' dan di saat bersamaan menjadi inspirasi bagi para calon pemimpin ke depan, yang seharusnya mengedepankan etika dalam berbagai aspek termasuk lingkungan.
Cak Imin mengingatkan bencana ekologis dan krisis lingkungan yang telah terjadi di mana-mana tanpa harus menyalahkan siapa pun. Hal tersebut menurutnya merupakan suatu fakta yang perlu diantisipasi bersama secara baik.
Menurutnya, pembangunan berbasis bioregional merupakan konsep bahwa wilayah nasional bukan hanya terbagi atas politik dan administrasi, namun juga ekosistem lingkungan dan komunitas masyarakat.
"Bahwa wilayah nasional kita itu bukan terbagi bukan saja sekadar karena politik dan administrasi, tetapi ekosistem lingkungannya ada, sekaligus juga komunitas masyarakat yang tumbuh juga menjadi pertimbangan," beber Cak Imin.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))