Balikpapan: Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus berbenah di usianya ke-73 tahun. Polri bertekad terus meningkatkan fungsinya untuk melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat agar terbangun kepercayaan yang optimal.

"Usia 73 tahun itu bukan waktu waktu singkat berbagai perkembangan situasi yang dihadapi Polri. Setidak-tidaknya keberhasilan Polri dalam mengamankan pesta demokrasi itu yang menjadi perhatian tidak hanya di dalam negeri, tapi di luar negeri sampai dengan pesta demokrasi Pemilu 2019," ucap Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Pol Priyo Widyanto di Balikpapan, Selasa, 9 Juli 2019.

Priyo mengatakan, berbagai penanganan situasi sudah dijalani dengan maksimal. Situasi kondusif pada ajang pesta demokrasi 2019 jadi pembuktian Korps Bhayangkara. Menurut Priyo, kepercayaan masyarakat sesuai amanat Undang-undang dalam penanganan pesta demokrasi sudah dilakukan maksimal.

"Bisa berjalan aman lancar dan kondusif. Kalau saya bisa memberikan kesan pada pesta demokrasi 2019 memang berbeda dengan pesta demokrasi sebelumnya," ungkapnya.

Ia menambahkan eskalasi pesta demokrasi 2019 berbanding terbalik dengan pemilu sebelumnya. Isu-isu perpecahan dimunculkan dengan membawa isu agama.

"Ini karena isu isu yang dimunculkan berbeda dengan isu sebelumnya kalau kemudian ada pemerhati atau pengamat menyampaikan ada muncul isu-isu agama di Pemilu itu salah satunya yang membuat pemilu 2019 berbeda," ujarnya.

Jenderal Polisi bintang dua ini pun secara khusus mengapreasiasi masyarakat Kaltim selama pemilu. Ia menilai kedewasaan masyarakat Kaltim dalam berpolitik sangat baik. Sehingga, kondusifitas tetap terjaga dengan aman.

"Kami bersyukur masyarakat Indonesia, khususnya Kaltim cukup dewasa, sehingga situasi yang diperkirakan sedemikian, tidak sampai menjadi rusuh yang berkepanjangan. Masyarakat Kaltim cukup dewasa dalam berpolitik, sehingga tidak menjadi perhatian yang berlebihan, semua berjalan lancar dan kondusif," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((AGA))