Sumenep: Puluhan pengawas Pemilu di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, jatuh sakit. Mereka tidak kuat lantaran tenaga dan pikiran diforsir untuk mengawasi jalannya Pemilu yang sangat padat. Sebagian masih dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Komisioner Bawaslu Sumenep Abdur Rahem mengatakan tujuh pengawas kecamatan sakit usai pencoblosan. Rata-rata dibawa ke Puskesmas untuk dirawat.
“Mereka kelelahan sehingga sakit,” kata Rahem, Rabu, 24 April 2019.
Dia juga mengatakan jumlah pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sakit lebih banyak, sekitar 13 orang. Pengawas TPS juga banyak dirawat di Puskesmas. Namun, dia bersyukur tidak ada tambahan pengawas meninggal lantaran kelelahan seperti di sejumlah daerah lain.
“Di daratan maupun kepulaun, ada pengawas yang sakit,” kata Rahem.
Dia berharap tidak ada lagi pengawas sakit. Rahem juga mengapresiasi kerja mereka yang sudah full bekerja untuk mengawasi Pemilu.
Penyelenggara Pemilu juga banyak yang tumbang usai pencoblosan. Data dari KPU Sumenep menyebut tiga meninggal akibat kelelahan, yaitu dua petugas KPPS dan satu PPS. Sebanyak delapan penyelanggara lainnya dilaporkan sakit.
Adapun penyelenggara Pemilu yang meninggal itu adalah Asnawi, anggota PPS Desa Longos Kecamatan Gapura. Dia meninggal setelah pendistribusian logistik dan monitoring penyebaran C6.
Lalu Syaiful, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03, Desa Tamidung Kecamatan Batang-Batang. Syaiful meninggal usai mengantarkan kotak suara ke PPS. Yang terakhir Suliman, Ketua KPPS di TPS 06 Desa Kerta Barat Kecamatan Dasuk. Dia meninggal usai penghitungan suara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))