Jakarta: Pemilihan Umum (
Pemilu) 2024 dinggap sarana untuk mencegah Orde Baru (Orba) dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu terulang. Masyarakat mesti memperhatikan betul rekam jejak kandidat yang berkontestasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Kita berharap peristiwa kelam tersebut tidak terulangi lagi di era pascareformasi seperti saat ini. Tidak ada lagi
pelanggaran HAM dan tragedi berdarah," kata pengamat politik dan lingkungan hidup Dede Supriadi dalam keterangan tertulis, Kamis, 4 Januari 2023.
Hal itu diungkap Dede dalam diskusi dan beda Buku Hitam Prabowo di Jawa Barat. Menurut Dede, seluruh pemilih mesti memiliki literasi terkait kandidat yang bersaing di Pemilu 2024, khususnya pihak yang memiliki rekam jejak buruk di isu pelanggaran HAM.
"Generasi kami yang hidup di era Orde Baru merasakan dan melihat secara langsung peristiwa penembakan terhadap sejumlah aktivis mahasiswa di era Orba menuju Reformasi," kata dia.
Pegiat pemilu dan demokrasi Hasnu Ibrahim menggarisbawahi soal pelanggaran HAM tersebut. Hingga kini, kasus terkait hal itu belum tuntas dan membutuhkan pertanggung jawaban.
"Keluarga korban hingga hari ini sedang mendesak pertanggungjawaban negara agar menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat ini," kata Hasnu.
Pemilu, kata dia, menjadi sarana menyelamatkan Indonesia supaya tak kembali ke masa lalu. Aktivis Aji Muhammad Iqbal menyebut milenial dan generasi muda mesti memeriksa rekam jejak dan rekam karya kandidat.
"Kita berharap pemilu 2024 berjalan secara demokratis, integritas dan martabat agar menjegal para politisi yang memiliki bekas hitam pada sejarah masa lalunya," tutup Aji.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))