Jakarta: Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menegaskan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk rekonsiliasi politik. Silaturahmi antar anak bangsa yang terbelah akibat Pilpres 2019 harus kembali diperbaiki.
"Bulan suci Ramadan adalah momentum yang baik untuk membangun rekonsiliasi politik antar anak bangsa," kata Karding di Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Karding mengatakan, Ramadan juga bisa menjadi pengingat untuk menghentikan sikap saling menuding, mencaci, dan fitnah, baik itu di dunia nyata maupun jagat maya. Ramadan juga bisa jadi pengingat agar menjauhkan diri dari ujaran kebencian dan mulai saling memaafkan.
"Seiring laju perkembangan teknologi, godaan terbesar saat berpuasa bukan lagi sekadar menahan lapar, haus, dan marah tapi juga menahan diri untuk tidak menyakiti dan melukai hati sesama manusia di dunia maya," jelasnya.
Baca: Situng KPU: Jokowi-Ma'ruf Unggul 13 Juta Suara
Karding mengatakan, media sosial adalah ujian sekaligus godaan berat bagi mereka yang berpuasa. Boleh jadi, masyarakat bisa saja menahan diri untuk tidak berkata kasar dan menebar fitnah di dunia nyata, tapi belum tentu bisa melakulannya di jagat maya.
"Ini karena di dunia maya kita bisa menjadi siapa saja, bisa menyembunyikan identitas kita dari orang lain, termasuk bisa berpura-pura menjadi orang lain," paparnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pun mengajak masyarakat mengisi Ramadan dengan meningkatkan kualitas puasa. Jangan ada lagi istilah-istilah yang mendiskreditkan kelompok tertentu. Misalnya, cebong (istilah untuk pendukung Jokowi), dan kampret (istilah untuk pendukung Prabowo Subianto).
Karding menyatakan, perbedaan politik telah menghilangkan kehangatan sebagian warga negara dan tak bisa dibiarkan terus-menerus. Ramadan bisa jadi momentum membangun kembali kehangatan dan keakraban antar masyarakat.
"Mari perbanyak silaturahmi, ibadah, amal saleh, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi diri, orang sekitar, dan bangsa ini," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))