Jakarta: Persaudaraan Alumni 212 akan menggelar acara Gema Nisfu Sya'ban syukuran kemenangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Monumen Nasional. Namun, Polda Metro Jaya mengaku belum menerima surat pemberitahuan kegiatan itu.
"Belum ada surat pemberitahuan ke Polisi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada
Medcom.id di Jakarta, Kamis, 11 April 2019.
Acara syukuran itu akan digelar pada Jumat, 19 April 2019, sekitar pukul 19.30 WIB. Syukuran kemenangan Prabowo dan Sandiaga itu akan diawali dengan salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal.
Argo berharap acara tersebut batal digelar. Apalagi, acara tersebut belum memiliki izin. "Semoga tidak jadi karena dari Monas juga belum ada izin pengunaannya," jelas Argo.
Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 Bernard Abdul Jabbar mengatakan peserta syukuran akan berkumpul di Monume Nasional setelah salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal. Para peserta akan berjalan kaki bersama.
Bernard belum bisa memastikan jumlah peserta aksi. Ia mengaku acara itu direncanakan secara mendadak. Bernard menilai tak ada yang salah dengan perayaan kemenangan ini.
Ia yakin pasangan Prabowo dan Sandiaga menang Pilpres 2019. Ia mengacu pada hasil
real count yang dilakukan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga. Hingga saat ini, Prabowo-Sandiaga disebut unggul 62 persen dari pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Dasarnya dengan formulir C1 yang sudah hampir 380 ribu TPS yang masuk dari seluruh Indonesia. Itu yang menjadi dasar acuan kita mengapa kemudian kita masih berada di angka 62 persen. Bisa kurang bisa tambah, karena data yang masuk sudah 40 persen. Sekitar 380 ribu dari 800 ribu TPS di Indonesia," terangnya.
Bernard menilai hasil hitung cepat di televisi dan media arus utama belum tentu benar. Diketahui, sebagian besar lembaga survei menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandiaga.
"Sah-sah saja mereka mau menang di
quick count silakan, kita juga mau rayakan di
real count ya silakan. Enggak ada alasan mau apa. Nanti tinggal tunggu KPU saja," pungkas Bernard.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))