Jakarta: Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut masalah penerimaan negara saat ini sudah sangat krusial. Apalagi soal rasio jumlah pajak terhadap penerimaan negara (
tax ratio) yang terus mengalami kemerosotan sejak 1997.
"Pada 1997, Indonesia sempat
tax ratio-nya 16 persen, sekarang merosot menjadi 10 persen. Berarti kita kehilangan USD60 miliar tiap tahun," ungkap Prabowo dalam debat kelima capres-cawapres di Hotel Sultan, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 April 2019.
Mantan Danjen Kopassus itu ingin Indonesia mencontoh Malaysia dan Thailand terkait raihan
tax ratio. Kedua negara itu disebut berhasil meningkatkan rasio pajak terhadap penerimaan negara di level 19 persen.
Menurutnya, peningkatan
tax ratio Malaysia dan Thailand lantaran mengandalkan penerapan teknologi dan komputerisasi. Oleh karena itu ia ingin Indonesia menerapkan hal serupa untuk mendongkrak raihan
tax ratio.
"Saya yakin dengan program informatika, penggunaan teknologi, transparansi, kita bisa belajar dan contoh dari negara-negara lain, kita pun bisa kembali ke 16 persen, bahkan 19 persen," tegasnya.
Di sisi lain, Prabowo juga ingin melebarkan dasar pengenaan pajak atau
tax base. Namun, Prabowo bilang peningkatan penerimaan pajak harus sejalan dengan kondisi ekonomi nasional.
"Kita tidak ingin menimbulkan
shock ekonomi, tapi harus berani mengejar kepada mereka yang selalu menghindari yang seharusnya mereka bayar," tutup dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AHL))