Partisipasi Pemilu di Bantul Melebihi Target
Ilustrasi/Medcom.id.
Bantul: Tingkat partisipasi pemilu di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta melebihi yang ditargetkan. Angkanya mencapai 88 persen. Presentasi itu jauh melebihi target sebelumnya.
"Target sebelumnya sebesar 82 persen," kata Ketua KPU Kabupaten Bantul, Didik Joko Nugroho saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu, 8 Mei 2019.
Ia mengatakan capaian presentase itu jauh di atas target partisipasi nasional. Target partisipasi pemilih secara nasional sebesar 77,5 persen.
Didik menjelaskan, angka saat ini sangat di atas capaian pada pemilu 2014. Saat itu, tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,2 persen.
Di sisi lain, ada 12 TPS di Bantul yang harus menggelar PSU. Selain itu, ada sejumlah TPS yang menggelar PSL. Menurut Didik, tingkat partisipasi saat PSU terbilang rendah.
"Hanya mencapai 75 persen. Banyak warga yang sudah kembali ke luar kota, sebagian untuk bekerja," ungkapnya.
Angka tersebut, menurut Didik, memang menurun dibanding pemilu 17 April lalu. Meski demikian, angka secara umum menunjukkan besarnya angka partisipasi pemilu di Kabupaten Bantul.
Angka partisipasi pemilu di Bantul tidak selalu buruk. Sebab, kata dia, dalam dua masa pemilu selalu di atas 80 persen. Di sisi lain, baik pemilu maupun PSU dan PSL tetap bisa berjalan dengan baik.
"Saya kira angka partisipasi pemilu di dua pemilu ini tidak buruk meski selisihnya tujuh persen. Yang terpenting, seluruh proses berjalan lancar," ujarnya.
Sementara untuk hasil penghitungan suara di Bantul, pasangan presiden-wakil presiden nomor 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Pasangan 01 meraih 427.755 suara, ketimbang pesaingnya hanya 202.815 suara.
"Jumlah total pemilih di Bantul sebanyak 644.079 jiwa, dengan rincian total suara sah 630.570 dan suara tidak sah mencapai 13.509," ujar Didik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((ALB))
"Target sebelumnya sebesar 82 persen," kata Ketua KPU Kabupaten Bantul, Didik Joko Nugroho saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu, 8 Mei 2019.
Ia mengatakan capaian presentase itu jauh di atas target partisipasi nasional. Target partisipasi pemilih secara nasional sebesar 77,5 persen.
Didik menjelaskan, angka saat ini sangat di atas capaian pada pemilu 2014. Saat itu, tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,2 persen.
Di sisi lain, ada 12 TPS di Bantul yang harus menggelar PSU. Selain itu, ada sejumlah TPS yang menggelar PSL. Menurut Didik, tingkat partisipasi saat PSU terbilang rendah.
"Hanya mencapai 75 persen. Banyak warga yang sudah kembali ke luar kota, sebagian untuk bekerja," ungkapnya.
Angka tersebut, menurut Didik, memang menurun dibanding pemilu 17 April lalu. Meski demikian, angka secara umum menunjukkan besarnya angka partisipasi pemilu di Kabupaten Bantul.
Angka partisipasi pemilu di Bantul tidak selalu buruk. Sebab, kata dia, dalam dua masa pemilu selalu di atas 80 persen. Di sisi lain, baik pemilu maupun PSU dan PSL tetap bisa berjalan dengan baik.
"Saya kira angka partisipasi pemilu di dua pemilu ini tidak buruk meski selisihnya tujuh persen. Yang terpenting, seluruh proses berjalan lancar," ujarnya.
Sementara untuk hasil penghitungan suara di Bantul, pasangan presiden-wakil presiden nomor 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Pasangan 01 meraih 427.755 suara, ketimbang pesaingnya hanya 202.815 suara.
"Jumlah total pemilih di Bantul sebanyak 644.079 jiwa, dengan rincian total suara sah 630.570 dan suara tidak sah mencapai 13.509," ujar Didik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((ALB))
BERITA TERKAIT
