Jakarta: Kelompok aktivis reformasi dari Gerak 98 menggelar bedah Buku Hitam Prabowo, Sejarah Kelam Reformasi 98. Dalam forum itu, mereka mengingatkan kalau
demokrasi dalam ancaman.
Penulis buku tersebut, Buya Azwar Furgudyama, mengatakan, masa depan demokrasi kali ini berada dalam ancaman nyata. Menurut dia, rekam jejak Prabowo Subianto sarat dengan sejarah kelam dan kini tampil kembali dalam kontestasi
Pilpres 2024.
"Persandingan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming, merupakan model ancaman sempurna yang berpotensi untuk memutar kembali haluan demokrasi yang telah susah payah kita bangun melalui gerakan reformasi 98," ujar Buya, Senin, 18 Desember 2023.
Ia mengatakan realitas demokrasi saat ini berpotensi besar kembali ke masa Soeharto dengan dimensi yang baru. Proses politik Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka, jadi salah satu contoh paling kentara.
"Kita semua tahu bagaimana proses politik Gibran yang dengan terang benderang menerima manfaat dari putusan kontroversial MK (Mahkamah Konstitusi). Terlebih rekam jejak Prabowo yang belum tuntas sepenuhnya dari sejarah masa lalunya," cetusnya.
Ia menilai Presiden Jokowi mungkin bisa saja menitipkan agenda politiknya kepada Prabowo Subianto melalui Gibran. Namun, Buya mengingatkan, potensi
Prabowo untuk berkhianat itu sangat besar dan itu terlihat pula dari rekam jejaknya.
"Soeharto saat itu kekuasaannya sedang lumpuh. Jokowi nanti tidak lagi menjadi Presiden dan berkuasa seperti saat ini. Jadi potensi pengkhianatan akan terjadi. Apalagi Prabowo punya partai dengan suara besar, sedangkan Jokowi tidak," ungkapnya.
Sementara itu, aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Savic Alieha mendorong semua kelompok masyarakat sipil terus menyuarakan dan memperjuangkan kemanusiaan dalam konstruksi demokratis. Ia juga menyatakan kesiapannya mengawal proses demokratisasi agar tidak kembali ke masa otoritarianisme.
"Buku ini adalah bagian dari merawat ingatan publik untuk terus menyuarakan kebenaran dan keresahan para korban dan keluarga korban. Kita siap untuk terus kembali menjadi garda depan melawan dan menggagalkan orang yang tidak layak memimpin di negeri ini," ujar Savic.
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti yang turut menjadi narasumber mengingatkan publik tidak terbuai dengan gimik 'gemoy' yang diusung pasangan calon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Ia menilai citra itu sengaja dibuat untuk menutupi karakter asli Prabowo Subianto.
"Menurut saya itu memang sengaja dibuat entah oleh konsultannya atau siapa dan dapat dengan mudah di viralkan. Apa artinya? Ya menurut saya, itu menandai bahwa selain mereka tidak punya visi, juga jauh dari unsur kelayakan memimpin bangsa sebesar Indonesia yang dibangun dari pondasi keadaban," ucap Ray.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))