Jakarta: Calon Presiden (Capres) nomor urut 1
Anies Baswedan berkomitmen tidak akan menggunakan jasa
buzzer alias pendengung, baik saat kampanye maupun jika nanti terpilih sebagai Presiden di Pilpres 2024.
Menurutnya, keberadaan
buzzer merusak kehidupan berdemokrasi di Indonesia. "Jadi kami merasa ke depan juga nggak akan dipakai (
buzzer), menurut saya itu merusak. Merusak sekali," kata Anies pada sebuah kesempatan di kantor PWI Pusat, akhir tahun lalu.
Anies juga mengaku ingin menjaga kebebasan berekspresi masyarakat kendati menolak
post truth approach mengisi dunia informasi. Oleh karenanya, ia ingin menjaga keseimbangan melalui informasi yang valid.
"Karena di satu sisi kita ingin menjaga kebebasan berekspresi itu jangan sampai hilang. Di sisi lain kita ingin ada dunia informasi yang tidak diisi dengan
post truth approach, tapi
the truth," lanjut Anies.
Tak pakai buzzer saat jadi Gubernur
Komitmen Anies soal tidak menggunakan jasa
buzzer juga ia buktikan saat memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun. "Kalau kemarin pakai
buzzer enggak babak belur kayak begini kemarin. Kan justru kami apa adanya enggak pake
buzzer," ujar Anies.
Anies berharap nantinya segala bentuk serangan dan fitnah buzzer kepada dirinya dapat ia bantah dengan karya dan fakta lebih nyata yang bisa dilihat langsung oleh masyarakat.
"Saya selalu bilang begini ya Allah berikanlah umur yang panjang sehingga pemutarbalikkan kenyataan lewat mesin yang dahsyat ini pernyataan-pernyataan pemutarbalikkan ini mudah-mudahan suatu saat bisa akan bisa dijawab dengan kenyataan-kenyataan, bukan pernyataan-pernyataan," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))