Jakarta: Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut seseorang tidak harus menjadi presiden untuk berkontribusi kepada negara. Semua orang memiliki bagiannya masing-masing untuk mengabdi.
“Tidak mesti jadi presiden. Kalau semua jadi presiden, yang diperintah siapa? (Menjadi) presiden direktur boleh, tapi presiden Republik Indonesia cuma satu,” kata di Grand Paragon Hotel, Jakarta Barat, Kamis 16 Mei 2019.
Wiranto mengenang sepak terjangnya saat ikut kontestasi pemilihan presiden (pilpres). Pada 2004, Wiranto dan Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid alias Gus Solah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Duet Wiranto-Gus Solah belum mendapatkan amanat penuh dari pemilih. Keduanya gagal bersaing dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang lolos ke putaran kedua Pilpres 2014.
Pada 2009, Wiranto kembali mencoba peruntungannya di kontestasi pilpres. Kali ini, Wiranto menjadi cawapres mendampingi Jusuf Kalla sebagai capres. Wiranto kembali kalah. Namun, dia menerima itu dengan lapang dada.
“Saya punya pengalaman kalah bolak-balik tidak apa-apa, sehat-sehat aja. Tapi, bangkit dan masih jadi Menko Polhukam, masih bisa dipakai tenaganya oleh negara,” tekan dia.
Dia pun meminta semua pihak menghormati penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dan menunggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jika peserta pemilu tidak puas dengan hasil, Wiranto meminta mereka mengadu ke Mahkamah Konstitusi.
Baca: Rekap 27 Provinsi: Jokowi dan PDIP Masih Mendominasi
“Kalah memang menyakitkan tapi menerima kekalahan itu kehormatan, dan bangkit dari kekalahan itu kekuatan” tegas dia.
Sementara itu, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, saat ini masih unggul dari rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Berdasarkan penetapan rekapitulasi nasional di 27 provinsi oleh KPU, Jokowi-Ma’ruf masih memimpin.
Data hingga, Jumat, 17 Mei 2019, pasangan petahana telah mengumpulkan 70.324.295 suara. Pasangan penantang dengan nomor urut 02 baru mendapatkan 56.170.866 suara. Jokowi masih mengamankan kemenangan dengan jarak dua digit: 14.153.429 suara.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))