Beijing: Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kesalahan proses entri data ke Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) bukan masalah besar. Situng bukan hasil resmi penghitungan suara Pemilu 2019.

"Ya sekarang kan lewat online itu, itu kan bersifat rangkaian, tetapi (penghitungan suara) yang sah manual," ujar JK di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, Jumat, 26 April 2019.

Situng, terang dia, hanya untuk memberikan keterbukaan kepada publik. Publik bisa mengetahui perolehan suara di setiap daerah. 

Data yang ada pada Situng bukan hasil final. KPU akan mengoreksi hasil dengan penghitungan suara berjenjang secara manual.  

"Jadi yang resmi itu manual. Sekarang hanya keterbukaan, saling koreksi nanti ujungnya," ucap dia.

JK mengatakan sistem penghitungan suara secara manual ini tak hanya diterapkan di Indonesia. Beberapa negara lain juga menerapkan sistem tersebut untuk menghindari kecurangan, seperti India.

"Di dunia sudah mulai kembali lewat manual. Dulu di India pakai elektronik, sekarang kembali manual, karena pengalaman di Amerika di-hack datanya," kata dia.

Sebelumnya, Komisioner KPU Viryan Azis mengakui jajaranya sempat salah dalam proses entri data ke Situng. KPU memastikan semua kekeliruan entri akan diperbaiki.
 
"Kami sampaikan kekeliruan entri terjadi sebanyak 105 kali yang sudah ditemukan," kata Komisioner KPU, Viryan Azis di Gedung KPU, Rabu, 24 April 2019.
 
Viryan mengatakan tak semua kesalahan entri Situng diketahui KPU dari pengaduan masyarakat. Kesalahan entri yang diadukan masyarakat hanya sejumlah 26 kasus. Sisanya ditemukan KPU. 

Dari 105 kasus kesalahan entri, 64 di antaranya sudah diperbaiki. Sedangkan 41 kasus lainnya masih dalam perbaikan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((AZF))