Semarang: Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo mendapat julukan 'Raja Infrastruktur' dari ribuan pengusaha Jawa Tengah. Pengusaha properti asal Pekalongan Soleh Dahlan, 68, menyebut julukan itu layak disandang Jokowi.
Sebab, dari dulu hingga sekarang, baru pembangunan infrastruktur Jokowi yang dirasakan dampaknya secara masif. "Saya tahu betul perjalanan Infrastruktur dan birokrasi Indonesia, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami mengakui bahwa di era Jokowi, Indonesia maju pesat," ujar Dahlan dalam deklarasi paguyuban pengusaha Jateng, di MG Setos, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu sore 2 Februari 2019.
Pembangunan infrastruktur, kata dia, secara tidak langsung telah membuka lapangan usaha baru bagi masyarakat, termasuk menumbuhkan wirausaha muda. Bisnis dan usaha batik di Pekalongan berkembang dengan omset yang naik hingga tiga kali lipat. Bahkan usaha perhotelan juga kecipratan untung dari infrastruktur yang maju pesat.
Dahlah membantah tudingan di media sosial, bahwa kota kecil akan mati dan tak dikunjungi pelancong. Sebab Jokowi memastikan hal itu tak terjadi dengan membangun Trans Jawa.
"Malah sebaliknya berkembang. Semua pengusaha kita dukung Jokowi jadi Presiden 2019-2024," sebut Dahlan.
Baca Juga:
Pembangunan Infrastruktur Dorong Kesejahteraan Masyarakat
Pengusaha kuliner milenial asal Semarang Noventia, 26, mengungkapkan hal serupa. Pembangunan tol Trans Jawa tidak hanya memberikan kemudahan akses terhadap masuknya bahan baku. Tetapi juga harapan baru bagi perluasan usaha, khususnya di sektor ekonomi digital.
"Kami pengusaha muda ingin ruang lebih untuk memajukan usaha dan kreativitas. Dan Pak Jokowi telah memberikan ruang untuk itu," ujar pemilik sebelas outlet Takoyaki di Semarang ini.
Sementara itu, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyebut Indonesia baru membangun jalan tol sepanjang 782 kilometer setelah 40 tahun. Bahkan pembangunan tersebut mengalahkan Tiongkok yang hanya mampu membangun tol sepanjang 280 kilometer dalam waktu empat tahun.
Ia menegaskan pembangunan jalan tol bukan sekadar alat pamer pemerintah. Tapi untuk mendorong kecepatan distribusi barang dan mobilitas orang. Sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara lain dari segi ekonomi.
"Kalau enggak ngerti teori ekonomi makro sulit saya menjelaskan. Atau kalau sudah benci, bahkan dijelaskan berkali-kali juga enggak akan nyambung," kata Jokowi.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/4KZ4L7rb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))