Pj Gubernur Kalbar Ajak Masyarakat Pilih Paslon Pro Pembangunan IKN, Warga Gaduh
Bawaslu bergerak cepat menelusuri potensi pelanggaran netralitas kampanye setelah video pernyataan Pj Gubernur Kalbar Harrison itu viral.
Jakarta: Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengajak masyarakat memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Video pernyataan Harisson tesebut kemudian diunggah akun Tiktok hi.pontianak viral dan membuat masyarakat gaduh.
Pernyataan tersebut diketahui disampaikan Harisson pada peringatan HUT Provinsi Kalbar di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Minggu, 28 Januari 2024. Awalnya, Harisson menyebut pembangunan IKN Nusantara bisa membawa dampak besar bagi Kalbar. Namun, Harrison kemudian mengajak masyarakat untuk memilih calon presiden dan wakil presiden yang mendukung pembangunan IKN.
"Pilih presiden yang memihak kepada pembangunan ikn. Kalau ikn dibangun, pasti Kalbar ini maju. Saya sudah menerima perencanaan ikn itu," ujar Harisson dikutip dari Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis,1 Februari 2024.
Dia mengajak masyarakat memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berpihak pada keberlanjutan pembangunan IKN Nusantara. Sebab, kehadiran ibu kota Indonesia di Kalimantan dapat berdampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Jangan pilih capres yang tidak berpihak pada kelanjutan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Pulau Kalimantan,” tegas Harisson.
Sontak saja, netizen yang menyaksikan video tersebut gaduh. Masyarakat menilai pernyataan Harisson melanggar netralitas dan sumpah jabatan. Apalagi, Lantaran Harisson masih berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalimantan Barat mengaku sudah mendapatkan informasi terkait video viral tersebut. Bawaslu langsung bergerak menelusuri video tersebut
"Kemarin sudah melakukan penelusuran apakah nanti hasilnya bagaimana apakah terdapat dugaan pelanggaran atau tidak. Masih penulusuran jadi belum bisa dipastikan hasilnya. Untuk Langkahnya baru penelusuran," ujar Komisioner Bawaslu Kalimantan Barat, Uray Juliansyah. (Zein Zahiratul Fauziyyah)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((SUR))
Pernyataan tersebut diketahui disampaikan Harisson pada peringatan HUT Provinsi Kalbar di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Minggu, 28 Januari 2024. Awalnya, Harisson menyebut pembangunan IKN Nusantara bisa membawa dampak besar bagi Kalbar. Namun, Harrison kemudian mengajak masyarakat untuk memilih calon presiden dan wakil presiden yang mendukung pembangunan IKN.
"Pilih presiden yang memihak kepada pembangunan ikn. Kalau ikn dibangun, pasti Kalbar ini maju. Saya sudah menerima perencanaan ikn itu," ujar Harisson dikutip dari Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis,1 Februari 2024.
Dia mengajak masyarakat memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berpihak pada keberlanjutan pembangunan IKN Nusantara. Sebab, kehadiran ibu kota Indonesia di Kalimantan dapat berdampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Jangan pilih capres yang tidak berpihak pada kelanjutan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Pulau Kalimantan,” tegas Harisson.
| Baca juga: Merangkul Masyarakat Kenal Lebih Dekat IKN Nusantara |
Sontak saja, netizen yang menyaksikan video tersebut gaduh. Masyarakat menilai pernyataan Harisson melanggar netralitas dan sumpah jabatan. Apalagi, Lantaran Harisson masih berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) aktif.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalimantan Barat mengaku sudah mendapatkan informasi terkait video viral tersebut. Bawaslu langsung bergerak menelusuri video tersebut
"Kemarin sudah melakukan penelusuran apakah nanti hasilnya bagaimana apakah terdapat dugaan pelanggaran atau tidak. Masih penulusuran jadi belum bisa dipastikan hasilnya. Untuk Langkahnya baru penelusuran," ujar Komisioner Bawaslu Kalimantan Barat, Uray Juliansyah. (Zein Zahiratul Fauziyyah)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((SUR))
BERITA TERKAIT
