Jakarta: Suara Partai Solidaritas Indonesia (
PSI) mendadak
meningkat drastis berdasarkan data real count Komisi Pemilihan Umum (
KPU).
PSI memperoleh 2.403.023 suara atau sudah tembus 3,13 persen berdasarkan data per Minggu, 3 Maret 2024, pukul 08.00 WIB.
Data yang masuk baru sebesar 65.79 persen dan dihimpun dari 541.634 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823.236 TPS.
Di sisi lain, pada data dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, suara PSI tidak mencapai tiga persen. Hal itu menuai pertanyaan dari berbagai pihak.
KPU dan lembaga survei ditantang buka data
Terkait dengan fenomena lonjakan suara parpol yang dipimpin oleh anak bungsu Jokowi tersebut, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo, menantang Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan lembaga survei yang terdaftar untuk buka-bukaan data guna mengusut dugaan ada tidaknya penggelembungan suara.
Rio menerangkan jika ingin membuktikan ada atau tidaknya kejanggalan dalam penghitungan suara, KPU dan lembaga survei harus membuka data penghitungan suara seluruhnya ke publik. Menurutnya, jika kritisme terhadap KPU dilakukan, maka lembaga survei juga perlu diaudit.
"Harus dibandingkan data form C1 dengan titik-titik kita melakukan exit poll dan quick count, dibandingkan data KPU dan lembaga survei," tegasnya.
Jika KPU dan lembaga survei berani buka data, maka akan ketahuan pihak mana yang melakukan kecurangan. "Apakah KPU tidak jujur atau lembaga survei yang tidak survei," paparnya.
Rio juga berpendapat, saksi-saksi peserta pemilu tidak terkonsolidasi dengan baik. Sehingga tidak punya kekuatan untuk mengungkap jika ada kecurangan dalam penghitungan suara.
"Harus diakui saksi-saksi ini memang lemah dan tidak terkonsolidasi dengan baik. Tidak punya power, bahkan saksi PKS yang dikenal sangat kuat itu tak punya power kalau berhadapan dengan komponen-komponen di TPS," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((PRI))