Jakarta:
Debat perdana calon ketiga presiden dinilai masih kering penyampaian gagasan. Antara calon lebih banyak menonjolkan klaim-klaim dan menyerang secara personal dibandingkan menyampaikan apa yang dilakukan sebagai pemimpin nantinya.
"Debat pertama ini kita lihat perdebatan belum maksimal karena satu ke sana satu ke sana jadi kita belum mendapatkan yang greget," pakar komunikaai politik Universitas Airlangga Suko Widodo, Senin, 12 Desember 2023.
Ia menilai ada kandidat yang menjawab formal, ada juga yang tidak menanggapi. "Lebih banyak gaya klaim masing pihak dan belum mendapatkan dialektika di antara perdebatan," ujarnya.
Menurut dia, situasi ini bisa jadi lantaran pola yang dibuat
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menghindari perdebatan. Pola debat berbeda seperti pemilu di Amerika Serikat.
"Jadi pola indonesia itu yang tidak suka berdebat. Jadi lebih banyak pada penyerangan personal. Belum lihat sisi data yang menyertai," ungkapnya.
Suko membayangkan ketiga capres berdebat disertai alat bantu seperti meja dan kursi, serta alat tulis. Sehingga, para capres bisa terlihat keseriusannya dalam menyimak dan menguasai isu.
"Sarana ini sangat memengaruhi kondisi kesiapan calon dan wujud keseriusan. Kalau begini menjawab sekenanya saja, tetap diperlukan alat bantu untuk mempertajam," paparnya.
Namun, ia menilai ketiga capres sudah mampu dan berani memantik isu. Sebab, sebelumnya ada rasa sungkan yang dibawa para kandidat dalam debat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AGA))