Jakarta: Kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai memiliki visi dan misi yang baik di bidang kesehatan. Kedua paslon sama-sama ingin memperbaiki pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
"Saya secara langsung mengatakan bagus, bahwa paslon 01 memusatkan pada kualitas manusia sedangkan paslon 02 memusatkan juga pada kualitas hanya kata-katanya beda," kata mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam diskusi Polemik MNC Trijaya, Jakarta, Sabtu, 9 Maret 2019.
Namun, Mboi mengakui masih ada ketimpangan pelayanan kesehatan di sejumlah daerah. Hal ini merujuk hasil studinya terkait penyakit dan faktor resiko yang dilakukannya di 34 provinsi dari 1990 hingga 2017.
Baca juga:
Revolusi Mental Santapan Empuk Debat Ketiga
"Memang betul Indonesia telah meraih kemajuan cukup banyak dalam bidang kesehatan misalnya angka harapan hidup sudah meningkat dalam waktu 3 dekade itu sekitar 9 tahun, tetapi ketimpangan dan perbedaan antar daerah itu yang belum diangkat termasuk dalam bidang kesehatan," ujarnya.
Mboi juga menyebut jika Indonesia masih kekurangan tenaga kesehatan. Di sisi lain, pemerintah sekarang dinilai masih lemah dalam pengendalian laju tembakau sehingga meningkatkan jumlah perokok.
Menurutnya, hal ini tidak sejalan dengan rencana pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 yang difokuskan pada empat program prioritas. Empat program itu adalah penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular, dan pengendalian penyakit tidak menular.
"Dengan meningkatnya jumlah perokok maka jumlah penyakit yang disebabkan rokok itu pun meningkat luar biasa," pungkasnya.
Baca juga:
Isu Utama Pendidikan Belum Masuk 'Radar' Capres-Cawapres
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))