Jakarta: Ketidakhadiran Presiden Joko Widodo di HUT ke-51
PDIP semakin menampakan keretakan hubungannya dengan Ketua Umum Megawati Soekarno Putri. PDIP dinilai terpaksa tak mengundang Jokowi karena sudah jelas berbeda haluan politik.
Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai, alasan PDIP tak mengundang karena sudah beda pilihan politik. Sehingga, lebih baik jika
Jokowi tidak diundang.
"Sebenarnya PDIP membutuhkan Jokowi tetap sebagai Presiden dibutuhkan oleh PDIP, tetapi karena Jokowi tidak mendukung Ganjar-Mahfud ya di situkah akhirnya sama sama tidak enak, beda dukungan beda kepentingan. Sehingga tidak diundang karena Jokowi sangat jelas mendukung Prabowo-Gibran sedangkan PDIP mendukung
Ganjar-Mahfud," kata Ujang di Jakarta, Sabtu, 13 Janauri 2024.
Ujang menilai, fakta dan situasinya membuat PDIP tidak mengundang Jokowi karena hubungan mereka sudah retak. Maka dari itu, PDIP mesti juga mengambil sikap.
"Saya melihatnya bukan tidak membutuhkan Jokowi, tapi fakta dan kenyataan memaksa untuk tidak mengundang karena tadi hubungan yang sudah retak, hubungan yang sudah pecah, hubungan yang tercabut dari akarnya antara Jokowi dengan PDIP jadi saya melihat ya itu harus dilakukan oleh PDIP," ujarnya.
Menurutnya, bila diundang pun, Jokowi tidak akan hadir. Pada saat HUT PDIP Jokowi juga ada agenda kunjungan ke luar negeri
"Karena kalau diundang pun Jokowi tidak akan hadir dan seperti itu, apalagi Jokowinya kan keluar negri, jadi dua hal itu mungkin yang kenapa PDIP tidak mengundang Jokowi, yang jelas sudah pecah sudah retak hubungan itu dan ya kalau diundang pun Jokowi artinya tidak akan hadir," jelas Ujang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))